Beranda Berita Utama Sebagian Besar Sekolah di Bekasi Belum Siap Terapkan Mapel AI dan Coding

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Penerapan mata pelajaran Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan dan coding pada tahun ajaran 2025/2026 masih menghadapi banyak tantangan di wilayah Bekasi.
Sebagian besar sekolah mengaku belum siap karena keterbatasan sumber daya manusia (SDM), khususnya tenaga pengajar yang memiliki kompetensi di bidang tersebut.
“Belum banyak sekolah yang siap menerapkan mapel AI dan coding, karena keterbatasan SDM, pengajar masih belum ada,” ujar Sekretaris Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA Kabupaten Bekasi, Sayuti, kepada Radar Bekasi, Senin (21/7).
Sayuti menilai, dibutuhkan persiapan khusus dalam menghadirkan guru yang mampu mengampu mata pelajaran tersebut. Pasalnya, AI dan coding merupakan disiplin ilmu baru yang belum banyak dipahami oleh tenaga pengajar di sekolah-sekolah.
“Kami akan mempersiapkan SDM pengajar-nya secara bertahap, apalagi untuk saat ini, sekolah belum mendapat pelatihan khusus mapel AI dan coding,” terangnya.
Ia mengingatkan, apabila mata pelajaran AI dan coding dipaksakan diterapkan pada tahun ajaran baru tanpa persiapan yang matang, maka dikhawatirkan hasilnya tidak akan maksimal.
“Belum banyak sekolah yang siap untuk menerapkan mapel AI dan coding , karena perispannya belum matang,” ucapnya.
Senada, Kepala SMA Tulus Bhakti Kota Bekasi, Margo Cahyono, juga menyatakan bahwa sekolahnya belum dapat menerapkan mata pelajaran AI dan coding. Menurutnya, penerapan pembelajaran berbasis teknologi tersebut membutuhkan fondasi kuat, baik dari sisi kompetensi guru maupun kesiapan siswa.
“Kami belum bisa menerapkan mapel AI dan coding secara langsung pada tahun ajaran baru ini,” tuturnya.
Untuk sementara waktu, kata Margo, AI dan coding baru dikenalkan secara dasar kepada siswa melalui materi pelajaran informatika. Sebab, di dalam kurikulum informatika telah disisipkan konsep-konsep dasar yang berkaitan dengan teknologi kecerdasan buatan dan pemrograman.
“Yang pasti butuh persiapan matang sekaligus penyesuaian, baik dari guru maupun bagi para siswa-siswi,” tandas Margo.
Meski demikian, Margo menegaskan bahwa sekolahnya telah memiliki SDM pengajar yang mulai siap secara bertahap. Ia optimistis, ke depan pembelajaran AI dan coding bisa diterapkan lebih luas jika didukung pelatihan dan fasilitas yang memadai.
“Kalau untuk SDM pengajar kami sudah siap, secara bertahap mapel AI dan coding akan diterapkan kepada para siswa,” pungkasnya. (dew)