Beranda Berita Utama Dewan Desak Disdik Perluas Akses Pendidikan bagi 37.718 Anak Tak Bersekolah
Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Bekasi, Haryanto. FOTO: ISTIMEWA
RADARBEKASI.ID, BEKASI – Masih tingginya angka Anak Tidak Sekolah (ATS) di Kabupaten Bekasi menjadi sorotan Komisi IV DPRD.
Dewan mendesak Dinas Pendidikan untuk memberikan perhatian lebih bagi anak tidak bersekolah, sehingga mereka mendapatkan haknya atas pendidikan.
Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Bekasi, Haryanto, menegaskan bahwa tambahan anggaran daerah tahun depan harus difokuskan untuk membuka akses pendidikan yang lebih luas bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu.
“Tambahan anggaran harus fokus ke akses pendidikan dan lebih banyak anak kurang mampu dapat bantuan seragam, buku, dan transportasi. Kami, komitmennya agar tidak ada satupun anak Kabupaten Bekasi yang tertinggal hak pendidikannya,” ujar Haryanto, kepada Radar Bekasi, Kamis (6/11).
Berdasarkan data Verval ATS Pusdatin Kemendikdasmen 2025, tercatat 37.718 anak di Kabupaten Bekasi masuk kategori ATS. Dari jumlah itu, 18.734 anak belum pernah bersekolah, 10.076 anak putus di tengah jalan, dan 8.908 anak berhenti setelah lulus tanpa melanjutkan ke jenjang berikutnya. Angka ini menempatkan Kabupaten Bekasi dalam 10 besar daerah dengan ATS tertinggi di Jawa Barat.
BACA JUGA: Puluhan Ribu Anak di Bekasi Tak Bersekolah
Lebih lanjut, politikus Partai Demokrat tersebut juga menyoroti perlunya sekolah-sekolah di wilayah padat penduduk, seperti Tambun, Cikarang, dan Babelan, untuk menampung lebih banyak siswa baru.
“Ini (daya tampung ditambah,red) efeknya bisa menurunkan angka anak tidak sekolah secara nyata,” ungkapnya.
Selain itu, Haryanto menekankan pentingnya perbaikan sarana dan prasarana sekolah. Hasil kunjungan dewan ke sejumlah sekolah menunjukkan banyak Sekolah Dasar (SD) yang masih kekurangan ruang belajar, bahkan harus menjalankan tiga sif setiap harinya.
“Dengan anggaran yang naik itu, (priotas,red) renovasi ruang kelas rusak, tambahkan ruang laboratorium, perpustakaan, dan toilet yang layak sesuai Permenaker. Terus juga digitalisasi sekolah, salah satunya menyediakan wifi,” jelasnya.
Ia menegaskan, lingkungan belajar yang nyaman akan berdampak langsung pada kualitas pendidikan.
“Kalau lingkungan belajar nyaman, guru juga tenang dan fokus. Dari situ akan lahir anak-anak yang cerdas, aktif, dan inovatif,” pungkas wakil rakyat dari Dapil VI Kabupaten Bekasi itu. (pra)

3 hours ago
8

















































