Beranda Nasional Cerita Keluarga Korban Ledakan di SMAN 72 Jakarta
Sejumlah siswa SMA 72 yang terluka dirawat di IGD Rumah Sakit Islam Jakarta, Jumat (07/11/2025). Dikabarkan sebelumnya terjadi sebuah ledakan d SMAN 72 Kelapa Gading. Kapolda Metro Jaya Irjen Asep Edi Suheri mengatakan ada 54 korban luka akibat peristiwa itu. Foto: Jawa Pos.
RADARBEKASI.ID, JAKARTA – Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta Utara (Jakut) membuat Muhammad Nur Karim ikut panik. Apalagi setelah mengetahui adiknya yang bernama Zainal Arifin ikut menjadi korban.
Saat ledakan terjadi, siswa kelas XI itu berada di dalam masjid. Akibatnya dia mengalami luka bakar di kepala dan tubuhnya dipenuhi serpihan benda tajam.
Informasi tersebut disampaikan oleh Karim saat berbagi cerita dengan awak media di sekitar SMAN 72 Jakarta pada Sabtu (8/11/2025). Dia mengakui bahwa adiknya sempat dioperasi dan melalui fase kritis. Baru pagi ini, tim dokter dari Rumah Sakit Islam Cempaka Putih memberikan kabar bahwa adiknya sudah mulai stabil dan sadarkan diri.
BACA JUGA: Mobil Suplai Gas Terbakar di Area Living World, Sempat Terdengar Ledakan
”Kondisi korban sekarang sudah stabil. Tadinya masih kritis. Baru dikabari membaik itu tadi jam 9 pagi,” kata dia.
Sejak kemarin, Karim menemani adiknya Pasca ledakan, Karim mendapat kabar dari wali kelas adiknya untuk langsung ke rumah sakit. Di rumah sakit, dia mengetahui adiknya mengalami luka pada bagian wajah. Luka yang tampak saat itu adalah luka bakar di setengah wajah. Sehingga menyebabkan korban tidak bisa membuka mata.
Ada luka bakar setengah wajah. Terus matanya juga masih belum bisa melek,” imbuhnya.
Selain luka bakar itu, Karim menyampaikan bahwa adiknya juga mengalami luka pada bagian tubuh. Menurut dia, luka di tubuh adiknya akibat serpihan berbagai benda tajam seperti paku, kaca, dan seng. Karena itu, adiknya harus menjalani operasi.
”Operasi semua, Soalnya banyak serpihan di badannya itu. Ada kayak paku, serpihan itu kayak kaca, seng,” ujarnya.
Karim bersyukur hari ini adiknya sudah sadar. Meski begitu, dia berharap kasus tersebut diusut tuntas oleh aparat kepolisian. Kalau pun memang pelaku adalah korban perundungan atau bullying, dia berharap semua didalami dan diproses oleh Polri.
”Harapannya diusut tuntas. Semoga nggak ada kejadian kayak begini lagi. Misalnya ada bullying gitu, kalau ada bullying dijelaskan kenapa. Kalau misalnya korbannya juga tertekan dari rumah, ya mohonlah untuk kepada orang tua lebih mengerti kepada anak,” ungkapnya. (jpc)

5 hours ago
10

















































