Beranda Berita Utama Miris! 75 Sekolah Swasta di Bekasi Hanya Punya Kurang dari Sepuluh Siswa Baru

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Ketua Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) Kota Bekasi, Pudio Bayu, mengungkapkan bahwa puluhan sekolah swasta di Kota Bekasi hanya mendapatkan kurang dari sepuluh siswa baru pada tahun ajaran 2025/2026. Informasi tersebut ia peroleh saat pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) pekan lalu.
Kondisi ini terjadi di hampir seluruh rayon, mencakup total 75 sekolah. Sekolah-sekolah swasta yang berada di wilayah perbatasan atau kawasan dengan jumlah sekolah yang padat disebut mengalami situasi paling berat.
“Berdasarkan informasi sementara yang saya terima di wilayah rayon satu itu terakhir saya terima 10 sekolah, rayon dua kurang lebih sama, rayon 3 kurang lebih hampir 20 sekolah, rayon 4 kurang lebih 10 sekolah, rayon lima di atas 15 sekolah,” paparnya, Senin (22/7).
Meskipun demikian, pekan ini pihaknya akan kembali mendata jumlah siswa baru di tiap sekolah tersebut. Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, sangat dimungkinkan jumlah siswa baru di tiap sekolah perlahan bertambah usai pelaksanaan MPLS.
“Hari ini sekolah swasta Wait and See, kami sudah melihat di satu sekolah itu belum ada pergerakan, tapi ada beberapa sekolah sudah ada yang mendaftar satu dua. Tapi masih banyak yang belum mendaftar,” ucapnya.
Menurutnya, ada beberapa faktor yang dinilai menjadi penyebab dibalik semakin sulitnya sekolah swasta mendapatkan siswa baru tahun ini. Diantaranya, orangtua siswa yang masih berharap ada perubahan kebijakan penambahan jumlah siswa per Rombel di jenjang SMP.
Orangtua kata Pudio, berharap lantaran terobsesi oleh kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang memperbolehkan satu kelas diisi oleh 50 siswa. Hal ini tidak diimbangi dengan pemahaman orangtua bahwa kebijakan tersebut hanya berlaku untuk SMA dan SMK.
Anggapan tersebut diperkuat dengan adanya siswa yang mencabut berkas meskipun sudah mendaftar di SMP swasta, jumlah siswa yang mendaftar pasca penerimaan siswa baru ditutup pun cenderung melambat dari tahun-tahun sebelumnya.
Sementara terkait dengan situasi di dalam kota, jumlah Rombel dan ketegasan dari pemerintah Kota Bekasi juga berpotensi memicu sekolah swasta kesulitan mendapat siswa baru. Dimulai dari perbedaan jumlah siswa yang sebelumnya 40 per Rombel di tahun 2024 menjadi 44 siswa per Rombel pada tahun ini.
Pihaknya berharap Pemkot Bekasi komitmen dengan kebijakan yang telah ditetapkan pada saat penerimaan siswa baru. Meski diperbolehkan menampung siswa melebihi ketentuan sebanyak 32 siswa untuk jenjang SMP akan menurunkan kualitas pendidikan, dan dinilai tidak pantas diterapkan di kota metropolitan seperti Bekasi.
Menurutnya, sekolah swasta selama ini telah memberikan fasilitas dan layanan pendidikan terbaik kepada siswa. Namun, hal itu dikalahkan oleh animo masyarakat untuk melanjutkan pendidikan di sekolah negeri.
“Kita berharap dengan adanya ini, pemerintah khususnya yang mengambil kebijakan ini turun ke lapangan, perhatikan lah sekolah-sekolah swasta,” tambahnya.
Pudio menyampaikan bahwa SMP swasta di Kota Bekasi saat ini berharap ada pernyataan tegas dari Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bekasi bahwa sudah tidak ada lagi penerimaan siswa baru di SMP negeri.(rez/sur)