Beranda Berita Utama Kondisi Perumahan The Arthera Hill 2 Memprihatinkan Pasca Banjir

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Kondisi Perumahan The Arthera Hill 2 di Desa Jayasampurna Kecamatan Serang Baru Kabupaten Bekasi, memprihatinkan pasca banjir yang melanda pada pekan pertama Juli.
Berdasarkan pantauan Radar Bekasi, Rabu (23/7), sisa lumpur bekas banjir masih terlihat di jalan maupun halaman rumah, yang kini sudah mengering dan pecah-pecah.
Kondisi itu tampak di hampir seluruh akses jalan di perumahan tersebut. Para penghuni juga melampiaskan kekesalannya dengan mencoret-coret rumah dan meninggalkannya.
Beberapa rumah warga tampak sepi karena ditinggal pemiliknya dengan kondisi kotor akibat bekas banjir. Tembok-tembok rumah mulai retak dan berubah warna dari kuning menjadi coklat karena bercampur tanah. Selain itu, beberapa penghuni masih sibuk membenahi peralatan rumah tangga yang terdampak banjir, seperti pakaian, buku, tempat tidur, hingga peralatan elektronik.
Di sisi lain, tanggul yang jebol tidak tampak ada upaya perbaikan. Hanya terlihat beberapa batu besar yang ditaruh di pinggir jalan. Tanggul pembatas antara perumahan warga dan tanah kosong tersebut memiliki panjang sekitar 20 meter. Berdasarkan keterangan warga, terdapat lima titik tanggul yang jebol di perumahan tersebut.
Seperti dialami Burhan (51), salahsatu warga yang terdampak. Tembok halaman rumahnya jebol akibat diterjang banjir. Padahal tembok tersebut belum lama dibangun.
“Tembok ngejeplak, pada hancur semua kayak banjir bandang,” ucap Burhan kepada Radar Bekasi di Serang Baru, Rabu (23/7).
Burhan menceritakan, saat banjir terjadi pada Senin (7/7) sekitar pukul 22.00 WIB, ia sempat melihat kondisi waterpon dan kali di samping perumahan yang masih aman.
Ia pun memutuskan beristirahat. Namun, sekitar pukul 24.00 WIB, rumahnya diketuk oleh warga yang memberi tahu bahwa air sudah naik.
“Jeda 10 menit langsung besar banjirnya. Pas ngungsi di sini udah sedengkul. Saya nyelamatin bayi dulu. Barang-barang gak ada yang dibawa cuma pakaian ganti aja,” tambahnya.
BACA JUGA: Banjir Berulang di Perumahan The Arthera Hill 2, Menteri PKP Minta Warga Buat Aduan Resmi
Setelah banjir surut, Burhan kembali ke rumahnya dan mendapati tembok teras sudah ambruk serta barang-barang berantakan. Tembok pembatas tanggul di dekat rumahnya juga hancur.
“Saya menuntut perbaikan ini ke pihak developer,” terangnya.
Sementara itu, warga lain, Adam (29), mengungkapkan bahwa pasca banjir Senin (7/7), banyak warga enggan kembali ke rumah dan memilih mengungsi.
Bahkan, ada yang sengaja meninggalkan rumah karena kesal sering banjir dan tidak adanya penanganan serius dari pengembang. Dari 274 Kepala Keluarga (KK), kini hanya tersisa kurang dari 50 KK yang tinggal.
“Sekarang habis banjir bertahan sekitar 50 KK. Kebanyakan ada yang pindah sementara. Ada satu gang sampai menunggu keputusan fiks tanggung jawab dari pengembang,” terang Adam.
Pasca banjir, lanjut Adam, pihak Bank BTN memberikan penangguhan pembayaran angsuran selama satu tahun dan cukup membayar bunga KPR. Beberapa warga mengaku tetap membayar bunga, sementara yang lain tidak.
“Sejak banjir tanggal 8, sebagian besar dari 240 kepala keluarga tidak membayarkan angsuran (bunga,red) dan ada juga yang mengambil penangguhan selama satu tahun kebijakan dari BTN,” tandasnya. (ris)