Kekurangan Siswa, Sekolah Swasta di Bekasi Masih Buka SPMB

1 week ago 19

Beranda Berita Utama Kekurangan Siswa, Sekolah Swasta di Bekasi Masih Buka SPMB

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Sejumlah sekolah swasta di Kota dan Kabupaten Bekasi masih membuka pendaftaran untuk Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB), meskipun tahun pelajaran baru 2025/2026 telah dimulai sejak Senin (14/7). Hal ini dilakukan karena masih ada sekolah yang kekurangan jumlah siswa.

Ketua Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) Kota Bekasi, Pudio Bayu, mengungkapkan bahwa sebagian besar sekolah swasta di Kota Bekasi masih membuka pendaftaran SPMB.

“Sampai saat ini, hampir sebagian besar sekolah swasta masih membuka pendaftaran bagi calon siswa baru,” tutur Pudio kepada Radar Bekasi.

Berdasarkan hasil monitoring BMPS Kota Bekasi, sekitar 70 hingga 80 persen sekolah swasta jenjang SD dan SMP masih kekurangan jumlah siswa baru.

“Dari hasil monitoring dan evaluasi yang kami, masih banyak sekolah swasta khususnya SMP, SMA, dan SMK yang kekurangan siswa,” beber Pudio.

Namun, untuk jenjang SD, tidak ada penurunan atau kekurangan siswa yang signifikan.

“Kalo untuk jenjang SD tidak ada masalah, persentasenya masih sama seperti tahun lalu,” terang Pudio.

Ia menjelaskan bahwa pendaftaran SPMB di sekolah swasta dibuka hingga cut-off Data Pokok Pendidikan (Dapodik) pada akhir Agustus.

“Sepertinya masih akan dibuka sampai cut off  Dapodik, dengan harapan minat masyarakat yang mendaftarkan anaknya ke sekolah swasta terus bertambah,” ujar Pudio.

BACA JUGA: Sekolah Negeri Penuh, Swasta Kehilangan Ribuan Siswa Baru

Hal senada disampaikan oleh BMPS Kabupaten Bekasi, Ahmad Syauqi. Ia menyebutkan bahwa masih cukup banyak sekolah swasta di Kabupaten Bekasi yang membuka SPMB untuk tahun pelajaran 2025/2026.

“Cukup banyak juga yang masih melayani  SPMB ,” ungkapnya.

Menurut hasil monitoring dan evaluasi BMPS Kabupaten Bekasi, terdapat penurunan jumlah pendaftar di jenjang TK dan SD, meskipun angkanya tidak terlalu besar, sekitar 15 persen.

“Untuk jenjang TK dan SD, memang ada penurunan, tapi persentasenya cukup kecil,” tandasnya.

Sementara itu, di jenjang SMP, SMA, dan SMK, penurunan jumlah siswa baru cukup signifikan, terutama di SMA dan SMK. Hal ini dipengaruhi oleh kebijakan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang mengizinkan jumlah siswa per rombongan belajar (rombel) menjadi 50 siswa per kelas.

“SMP, SMA dan SMK ada penurunan yang cukup signifikan, sekitar 50 sampai dengan 70 persen. Apalagi untuk SMA dan SMK, ini yang kami cukup khawatirkan,” tegas Ahmad.

Dari hasil monitoring, banyak siswa yang sudah mendaftar dan diterima di sekolah swasta, namun menarik berkas kembali karena diterima di sekolah negeri.

“Banyak siswa yang sudah daftar dan diterima di sekolah swasta, mereka narik berkas untuk masuk ke sekolah negeri,” pungkasnya. (dew)

Read Entire Article
Tenaga Kerja | | | |