Beranda Cikarang Preman-preman di Objek Vital Nasional Ditangkap

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Polres Metro Bekasi menangkap puluhan preman dalam Operasi Brantas Jaya 2025. Sejumlah pelaku diamankan dari kawasan industri atau objek vital nasional (Obvitnas) karena terlibat pungutan liar dan pemerasan yang berpotensi mengganggu iklim investasi di Kabupaten Bekasi.
Kapolres Metro Bekasi, Kombes Pol Mustofa, mengatakan mayoritas pelaku beraksi secara individu, bukan atas nama organisasi masyarakat (ormas).
“Enam orang kita amankan dari kawasan industri. Ada yang minta uang kepada sopir. Secara keselurhuhan karena kita ada pembinaan jadi lebih dari 20 orang,” ucap Mustofa, baru-baru ini.
BACA JUGA: Tiga Tahun Beraksi, Dua Pelaku Pungli Sopir Truk di Cikarang Ditangkap
Mustofa menambahkan, operasi kali ini difokuskan pada perlindungan investasi, menyusul banyaknya laporan soal pemerasan dan penghentian proyek, baik swasta maupun milik pemerintah.
“Kita sesuai fakta di Kabupaten Bekasi yang sering muncul laporan tentang itu. Namun pemerasan juga membuat resah orang, akhirnya investor berpikir di Kabupaten Bekasi tidak aman,” tambahnya.
Berbeda dari daerah lain yang rawan premanisme di pasar atau terminal, Kabupaten Bekasi memiliki kawasan industri yang termasuk Obvitnas.
Meski begitu, Mustofa menyebut belum ada laporan resmi dari perusahaan terkait pemerasan, meskipun aduan dari warga masih kerap muncul di media sosial.
Ia pun mengimbau masyarakat agar tidak ragu melapor jika mengalami atau mengetahui aksi premanisme, termasuk pungutan liar di proyek rumah, usaha, maupun oleh pengamen jalanan. Dalam operasi ini, polisi mengedepankan dua pendekatan yaitu penegakan hukum dan edukasi kepada warga.
BACA JUGA: Polsek Bekasi Barat Ciduk 10 Preman di Dua Lokasi Rawan Pungli
“Operasi Brantas Jaya sasarannya banyak, ada premanisme, pungutan liar. Kalau preman sifatnya meresahkan dan kalau kita kaitkan dengan Operasi Brantas Jaya yang menghambat investasi, pemerasan itu yang kita coba maksimalkan,” katanya.
Sementara itu, Ketua Apindo Kabupaten Bekasi, M. Yusuf Wibisono, turut menyoroti maraknya premanisme di sekitar lingkungan perusahaan. Menurutnya, aksi ormas yang kerap meminta jatah dalam proyek pembangunan masih menjadi masalah permanen di Kabupaten Bekasi.
“Sejauh ini yang paling menonjol pengelolaan limbah. Cuma kalau masalah perekrutan itu mungkin bagian dari permasalahan. Tapi kalau secara kuantiti kasus itu mungkin tidak terlalu besar,” ucap Yusuf.
Yusuf menekankan pentingnya peningkatan keamanan dan kebijakan dari pemerintah daerah demi menjaga iklim investasi di Kabupaten Bekasi. (ris)