Beranda Pendidikan Zona Nyaman Guru jadi Tantangan, Ini Pesan Ketua IGI Bekasi

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Guru perlu secara aktif meninggalkan zona nyaman dan terus mengembangkan diri untuk meningkatkan kualitas pembelajaran serta memenuhi kebutuhan siswa yang terus berubah.
Ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kabupaten Bekasi, Prawiro Sudirjo, mengungkapkan, masih ada sejumlah guru di Kabupaten Bekasi yang berada di “zona zaman” dan enggan berkembang.
“Keluar dari zona nyaman memungkinkan guru mempelajari hal-hal baru, meningkatkan kompetensi, dan mengikuti perkembangan dunia pendidikan,” ujarnya kepada Radar Bekasi.
Menurut Prawiro, pengalaman baru dan tantangan dapat meningkatkan motivasi serta semangat mengajar guru. Guru yang terus berkembang akan lebih mampu menciptakan pembelajaran yang menarik dan efektif, serta memenuhi kebutuhan siswa yang beragam.
“Pengembangan diri guru berdampak positif pada siswa, membantu mereka mengembangkan potensi dan meraih prestasi. Sementara guru yang berada di zona nyaman dan enggan beradaptasi biasanya guru senior atau lansia yang mendekati masa pensiun,” katanya.
Prawiro menambahkan, saat ini kekurangan guru di Kabupaten Bekasi mencapai 25 persen, sehingga dibutuhkan guru yang mau berkembang demi kemajuan pendidikan.
Ia mencontohkan, mengikuti pelatihan dan seminar dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan baru bagi guru. Membaca buku dan artikel pendidikan juga dapat memperluas wawasan dan memberikan ide-ide segar.
“Coba metode pengajaran baru, manfaatkan teknologi, atau terlibat dalam proyek inovatif dapat membantu guru keluar dari rutinitas. Keluar dari zona nyaman berarti menghadapi tantangan dan risiko, tetapi juga membuka peluang untuk pertumbuhan. Termasuk berbagi pengalaman dan ide dengan guru lain, yang dapat memberikan inspirasi dan dukungan,” jelasnya.
Prawiro menekankan, guru perlu terus belajar tentang kebutuhan dan gaya belajar siswa agar pembelajaran relevan dan efektif. Misalnya, guru yang terbiasa mengajar dengan metode ceramah berani mencoba metode diskusi kelompok atau pembelajaran berbasis proyek. Guru yang kurang familiar dengan teknologi juga didorong belajar dan menggunakan alat bantu digital dalam pembelajaran.
“Guru yang berani meninggalkan zona nyaman dan terus belajar akan menjadi agen perubahan positif dalam dunia pendidikan, membawa manfaat bagi diri sendiri, siswa, dan masyarakat,” tandas Prawiro. (dew)