Beranda Metropolis Buka Business Matching 2025, Wali Kota Bekasi 'Sentil' Diskominfostandi: Kegiatan Pemkot Jangan Hanya Diketahui Kalangan Pemerintah
Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto saat membuka secara langsung acara Business Matching 2025 yang diselenggarakan Bagian Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ) Setda Kota Bekasi. FOTO: ZAKKY MUBAROK/RADAR BEKASI
RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi melalui Bagian Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ) Setda Kota Bekasi menggelar Business Matching 2025 di Revo Mall Bekasi, Rabu (5/11).
Kepala Bagian PBJ, Anjar Budiono, menuturkan acara ini merupakan komitmen Pemkot Bekasi untuk mendukung produk lokal sekaligus memperkuat eksistensi dan daya saing penjualan.
Ia memaparkan, saat ini lebih dari 75 persen produk yang digunakan di lingkungan Pemkot Bekasi telah menggunakan produk lokal ber-TKDN.
“Pemerintah menargetkan hingga akhir Desember 2025, seluruh pengadaan barang dan jasa bisa mencapai 100 persen penggunaan produk dalam negeri,” ungkap Anjar Budiono.
Namun menariknya acara yang dibuka langsung oleh Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto ini mendapat sorotan langsung oleh orang nomor satu se Kota Bekasi itu.
Tri menyoroti kurangnya peran Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik, dan Persandian (Diskominfostandi) Kota Bekasi dalam menyebarkan informasi terkait kegiatan pemerintah ke ruang publik.
“karena saya lihat ini, engga ada nih kegiatan ini yang ada di videotron-videotron, yang ada di spot-spot yang ada. Betul, ya? dan saya selalu perhatikan, di spot-spot videotron kita, harusnya seperti ini, yang harusnya kita sampaikan,” ujar Tri.
Wali Kota menekankan bahwa kegiatan pemerintah daerah seharusnya diketahui masyarakat luas, bukan hanya kalangan internal. Menurutnya, tujuan utama Business Matching adalah mempertemukan berbagai pihak untuk membangun kolaborasi yang meningkatkan ekonomi.
“Jangan hanya sebatas, pemerintah-pemerintah saja yang tahu, tapi justru yang diutamakan adalah dayanya tadi, karena ini kan dalam rangka untuk mempertemukan antara produsen, kemudian konsumen, dan juga pemerintah,” katanya.
“Jadi kalau kemudian konsumennya tidak bisa hadir ke sini, karena ketidaktahuannya, bahwa ternyata ada satu pameran, ada hadiah, ada berbagai diskon, kesempatan yang bisa dinikmati oleh konsumen, termasuk mungkin warga masyarakat Kota Bekasi,” sambungnya.
Menurut Tri, keberhasilan suatu kegiatan tidak hanya diukur dari penyelenggaraan, tetapi juga dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi yang dirasakan masyarakat Kota Bekasi.
“Jadi oleh karena itu, kerja-kerja kolaboratif, bukan hanya sukses menyelenggarakan, tapi sukses penyelenggaraan, sukses penjualan, dan sukses terkait dengan peningkatan perekonomian itu yang paling penting,” pungkasnya. (cr1)

3 hours ago
4

















































