RADARBEKASI.ID, JAKARTA – Minum teh setelah makan merupakan kebiasaan yang umum dilakukan oleh banyak orang. Sensasi hangat dan rasa segar dari teh memang terasa menenangkan setelah menyantap hidangan. Namun, siapa sangka, kebiasaan ini ternyata menyimpan risiko bagi kesehatan tubuh jika dilakukan secara rutin.
Para ahli gizi dan kesehatan menyarankan untuk tidak langsung mengonsumsi teh sesaat setelah makan. Pasalnya, teh mengandung senyawa bernama tanin dan polifenol yang dapat mengganggu penyerapan zat besi dan mineral penting lainnya dari makanan yang baru saja dikonsumsi.
Hal ini dapat memicu kekurangan zat besi, terutama pada mereka yang sudah memiliki kadar hemoglobin rendah, seperti anak-anak, wanita hamil, atau penderita anemia.
Tak hanya itu, senyawa dalam teh juga bisa berinteraksi dengan protein dan beberapa jenis vitamin, sehingga mengurangi efektivitas penyerapannya oleh tubuh.
Jika dibiarkan dalam jangka panjang, kebiasaan ini bisa berdampak pada menurunnya daya tahan tubuh dan munculnya masalah kesehatan lainnya.
Melansir dari Halodoc, berikut beberapa alasan medis mengapa sebaiknya kebiasaan ini dihentikan:
Baca Juga:Perlu Disimak! Ini Dampak Konsumsi Alpukat Berlebih yang Tak Baik untuk Kesehatan
1. Dapat Mengganggu Penyerapan Zat Besi
Beberapa penelitian menyarankan untuk menghindari konsumsi teh sesaat setelah makan. Salah satunya adalah studi yang dimuat dalam Critical Reviews in Food Science and Nutrition berjudul Effect of tea and other dietary factors on iron absorption.
Penelitian ini mengungkap bahwa teh mengandung asam fitat yang bisa mengganggu proses penyerapan nutrisi penting dalam tubuh.
Setelah makan, tubuh membutuhkan waktu untuk mencerna makanan sekaligus menyerap zat gizi yang dibutuhkan.
Namun, asam fitat dalam teh dapat mengikat mineral seperti zat besi (Fe), seng (Zn), dan magnesium (Mg), sehingga menghambat penyerapannya. Jika terjadi secara terus-menerus, hal ini bisa menyebabkan kekurangan zat besi atau anemia.
Sebagai alternatif, air putih jauh lebih dianjurkan karena mendukung proses pencernaan secara alami. Jus buah kaya vitamin C juga bisa dikonsumsi karena membantu penyerapan zat besi lebih baik. Namun, penting untuk memilih jus tanpa tambahan gula agar terhindar dari risiko gigi berlubang, kadar gula darah tinggi, maupun obesitas.
2. Berisiko Menyebabkan Konstipasi
Teh mengandung senyawa tanin yang dikenal memiliki sifat antidiare. Tanin bekerja dengan mengikat protein di saluran cerna, yang dalam kondisi tertentu bisa memperlambat pergerakan usus. Akibatnya, konsumsi teh setelah makan dapat memicu sembelit atau konstipasi, terutama bila tidak diimbangi dengan asupan serat dan cairan yang cukup.
Baca Juga:Sehat Tanpa Ribet, Ini 4 Manfaat Jalan Kaki 20 Menit Setiap Hari
3. Memicu Peningkatan Asam Lambung
Mengonsumsi teh segera setelah makan juga berpotensi meningkatkan produksi asam lambung. Kondisi ini bisa menjadi pemicu gangguan pencernaan seperti gastritis atau bahkan GERD (gastroesophageal reflux disease).
Meski sebuah studi yang dipublikasikan tahun 2019 bertajuk Association between tea consumption and gastroesophageal reflux disease menyimpulkan tidak ada kaitan kuat antara teh dan GERD secara umum, analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa pada kelompok tertentu, minum teh memang bisa meningkatkan risiko GERD. Oleh karena itu, penelitian lebih dalam masih dibutuhkan.
Namun, kapan waktu yang pas saat minum teh?
Agar konsumsi teh tidak berdampak buruk bagi tubuh, penting untuk memperhatikan waktu terbaik dalam mengonsumsinya. Salah satu waktu yang paling direkomendasikan adalah di pagi hari. Kandungan kafein dalam teh mampu membantu meningkatkan fokus dan memberikan dorongan energi untuk memulai aktivitas harian.
Selain itu, minum teh sebelum berolahraga juga bisa memberikan manfaat lebih. Melansir dari klikdokter, berdasarkan sebuah penelitian terhadap 12 pria, mengonsumsi ekstrak teh hijau sebelum berolahraga mampu meningkatkan pembakaran lemak hingga 17% dibandingkan dengan kelompok yang hanya mengonsumsi plasebo.
Jika Anda tetap ingin minum teh setelah makan, sebaiknya pilih teh hijau atau teh jahe, karena keduanya cenderung lebih ringan dan bersahabat untuk sistem pencernaan. Namun, bagi penderita anemia akibat kekurangan zat besi, kebiasaan ini sebaiknya dihindari karena bisa memperburuk kondisi.
Waktu paling ideal untuk minum teh adalah sekitar satu jam sebelum makan, atau bisa juga di antara waktu makan. Pada saat itu, tubuh telah selesai menyerap nutrisi utama dari makanan sebelumnya, sehingga teh tidak akan mengganggu proses penyerapan gizi.(ce2)