Beranda Entertainment Tanpa Surat Eksekusi, Rumah Atalarik Syach di Cibinong Dibongkar Petugas: Saya Dizalimi

RADARBEKASI.ID, JAKARTA – Aktor senior Atalarik Syach mengungkapkan kekesalannya setelah rumah miliknya yang terletak di kawasan Cibinong, Jawa Barat, dibongkar secara paksa oleh sejumlah petugas dalam proses eksekusi lahan.
Peristiwa tersebut terjadi tanpa adanya pemberitahuan sebelumnya kepada pihak Atalarik, membuatnya merasa sangat terkejut dan tak berdaya.
Dalam video yang diunggah melalui Instagram Story, mantan suami Tsania Marwa itu menumpahkan kekecewaan dan kemarahannya.
Ia menyebut tindakan pembongkaran dilakukan secara tiba-tiba, tanpa surat resmi, dan petugas yang datang pun enggan memberikan identitas.
“Tidak ada pemberitaan, tidak ada surat, kami dianggap seperti binatang. Sekarang eksekusi sudah sampai genting. Petugas ditanya namanya satu-satu nggak ada yang mau jawab,” ujar Atalarik dalam video tersebut, dikutip Jumat (16/5)
Tanah tempat berdirinya rumah itu, menurut Atalarik, telah ia beli secara sah sejak tahun 2000 dengan luas mencapai 7.000 meter persegi. Namun, beberapa tahun belakangan muncul pihak bernama Dede Tasno yang menggugat kepemilikan lahan tersebut ke pengadilan. Sayangnya, gugatan tersebut dimenangkan oleh pihak penggugat.
Baca Juga: Aldy Maldini Minta Maaf atas Dugaan Penipuan: Izinkan Saya Bertanggung Jawab
“Saya dizalimi. Saya berjuang untuk mempertahankan tanah saya dari tahun 2015. Tanah ini dibeli dari tahun 2000,” tegas Atalarik.
Yang membuatnya semakin kecewa, eksekusi dilakukan meskipun menurutnya proses hukum masih berjalan dan belum memiliki kekuatan hukum tetap atau inkrah. Ia menilai tindakan tersebut terburu-buru dan tidak menghargai proses pengadilan yang sedang berlangsung.
“Saya ini orang kecil, cuma artis dizalimi seperti ini. Padahal belum inkrah, masih ada gugatan lagi dirapihin,” jelasnya.
Rasa sedih dan ketidakadilan semakin dirasakannya ketika membandingkan perlakuan yang ia terima dengan para pelaku korupsi yang merugikan negara dalam jumlah besar.
“Saya bukan penipu, bukan penjahat, gampang untuk cari saya. Tapi saya nggak dapat ruang untuk itu semua” tutup Atalarik dengan nada kecewa.
Kasus sengketa tanah yang menimpa Atalarik Syach ini kembali menyoroti persoalan agraria di Indonesia yang kerap menyulitkan masyarakat, bahkan mereka yang sudah memiliki legalitas atas kepemilikan tanah.(ce2)