Stres atau Burnout di Tempat Kerja? Psikolog Bagikan Strategi Pencegahan dan Penanganan Tepat

1 month ago 30

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Kesehatan mental penting untuk hidup yang berkualitas, termasuk di lingkungan kerja. Sayangnya, kesehatan mental di tempat kerja sering kali diabaikan. Padahal, dampaknya sangat merugikan baik bagi karyawan maupun perusahaan.

Psikolog di Eka Hospital Bekasi, Annisa Axelta, M.Psi., menuturkan bahwa kesehatan mental di tempat kerja merujuk pada kondisi emosional, psikologis, dan sosial seseorang dalam lingkungan kerja mereka.

Hal ini mencakup kemampuan seseorang untuk mengelola stres, berinteraksi secara positif dengan rekan kerja, berkontribusi secara produktif, dan beradaptasi dengan tuntutan pekerjaan.

“Lingkungan kerja yang sehat secara mental akan mendukung kesejahteraan karyawan, mengurangi absensi, dan meningkatkan produktivitas,” papar Annisa saat bincang bertajuk “Mental Health di Tempat Kerja”, bersama media, Selasa (29/7).

Ia menuturkan beberapa gangguan kesehatan mental yang seringkali muncul atau diperparah oleh faktor-faktor di lingkungan kerja. Antara lain, stres kerja yang muncul sebagai respons alami tubuh terhadap tekanan atau tuntutan pekerjaan yang berlebihan.

“Stres kerja kronis dapat menyebabkan kelelahan, sulit tidur, sakit kepala, dan masalah pencernaan,” ujarnya.

Kemudian, kecemasan. Gangguan kecemasan di tempat kerja bisa muncul sebagai kekhawatiran berlebihan tentang kinerja, takut melakukan kesalahan, atau kesulitan bersosialisasi dengan rekan kerja.

“Serangan panik dapat menjadi gejala dari gangguan kecemasan yang parah,” katanya.

Selanjutnya, depresi. Lingkungan kerja yang toksik, beban kerja yang tidak realistis, atau kurangnya dukungan sosial dapat memicu atau memperburuk depresi.

“Gejala depresi meliputi kesedihan mendalam, kehilangan minat pada pekerjaan, kelelahan ekstrem, dan kesulitan berkonsentrasi,” jelasnya.

Lalu, burnout. Berbeda dengan stres, burnout merupakan kondisi kelelahan fisik, emosional, dan mental yang parah akibat stres kerja yang berkepanjangan dan tidak tertangani.

“Ciri-cirinya adalah perasaan sinis terhadap pekerjaan, penurunan kinerja, dan kurangnya energi,” ujarnya.

Terakhir, gangguan panik. Serangan panik di tempat kerja bisa terjadi secara tiba-tiba dan menimbulkan gejala fisik seperti detak jantung cepat, sesak napas, nyeri dada, dan rasa takut yang intens.

“Pemicunya bisa beragam, termasuk tekanan presentasi atau konflik di tempat kerja,” ucapnya.

Ia juga menyampaikan dampak gangguan kesehatan mental di dunia kerja. Menurutnya, dampak gangguan kesehatan mental tidak hanya dirasakan oleh individu, tetapi juga oleh organisasi secara keseluruhan.

Bagi karyawan, gangguan ini menyebabkan penurunan produktivitas, kualitas kerja yang buruk, sering absen, masalah dalam hubungan interpersonal, dan bahkan masalah kesehatan fisik yang lebih serius.

“Kualitas hidup secara keseluruhan juga akan menurun,” ucapnya.

Bagi perusahaan, gangguan kesehatan mental berdampak pada peningkatan biaya kesehatan, tingkat turnover karyawan yang tinggi, penurunan moral dan motivasi tim, serta hilangnya potensi inovasi dan kreativitas. Reputasi perusahaan juga bisa terdampak negatif.

Meskipun tantangan kesehatan mental di tempat kerja cukup besar, berbagai strategi dapat diterapkan untuk pencegahan dan penanganan yang tepat. Pertama, identifikasi pemicu stres dengan mengenali faktor-faktor yang menyebabkan stres atau kecemasan di lingkungan kerja.

Kedua, batasi diri dengan belajar mengatakan “tidak” pada tugas tambahan jika sudah merasa terbebani, dan hindari bekerja di luar jam kerja yang ditentukan. Ketiga, jaga keseimbangan hidup dan kerja dengan meluangkan waktu untuk hobi, bersosialisasi, maupun berolahraga.

“Pastikan anda mendapatkan istirahat yang cukup,” ucapnya.

Keempat, komunikasi terbuka sangat penting, dengan berbicara kepada atasan atau HRD tentang beban kerja atau masalah yang dihadapi.

Kelima, manfaatkan dukungan sosial dengan berbagi cerita dan perasaan kepada rekan kerja, teman, atau keluarga untuk meringankan beban.

Selain itu, olahraga teratur dan pola makan seimbang memiliki dampak positif pada kesehatan mental. Teknik relaksasi seperti latihan pernapasan dalam, meditasi, atau yoga juga dapat membantu mengelola stres dan kecemasan.

Terakhir, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional dari psikolog atau psikiater jika merasa kesulitan mengelola kondisi mental sendiri.

“Jika anda atau seseorang yang anda kenal mengalami gejala gangguan kesehatan mental yang mengganggu, penting untuk mencari bantuan profesional secepatnya,” tuturnya.

Spesialis Psikiatri di Eka Hospital Bekasi siap memberikan penanganan komprehensif dan terpadu untuk berbagai masalah kesehatan mental. Dengan tim dokter ahli dan fasilitas modern, Eka Hospital Bekasi berkomitmen mendukung kesehatan mental Anda secara optimal. (oke/*)

Read Entire Article
Tenaga Kerja | | | |