Beranda Cikarang Stok Aman, Masyarakat Kabupaten Bekasi Diminta Tak "Panic Buying"

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Masyarakat Kabupaten Bekasi diminta untuk tidak “panic buying” atau pembelian berlebihan karena kepanikan kehabisan stok menyusul perubahan cuaca ekstrem yang saat ini melanda wilayah tersebut. Meski cuaca diprediksi mengganggu masa tanam dan panen beberapa kebutuhan pokok, stok barang di daerah ini dinilai masih aman.
Kepala Bidang Barang Pokok dan Penting (Bapokting) Dinas Perdagangan Kabupaten Bekasi, Helmi Yenti, mengakui bahwa saat cuaca ekstrem melanda, masyarakat kerap melakukan panic buying atau pembelian berlebihan karena adanya rasa panik.
“Yang dikhawatirkan karena masuk ke musim cuaca extreme, dari musim panas ke musim hujan, masyarakat suka panik-panik kalau yang begini, beli banyak beras, berkarung-karung, stok di rumah. Padahal beras itu aman, banyak,” ungkap Helmi, Kamis (18/9).
Menurutnya, pembelian berlebihan ini dapat memicu kelangkaan barang. Imbasnya, berpotensi menimbulkan fluktuasi harga, baik kenaikan maupun penurunan.
“Nah ini itu akan timbul kelangkaan seperti itu,” tambahnya.
Berdasarkan pemantauan di sejumlah pasar Kabupaten Bekasi, harga beberapa kebutuhan pokok, mulai dari beras, telur, minyak, daging ayam, hingga cabai, masih terbilang normal. Khususnya harga cabai, yang beberapa minggu lalu sempat merosot di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET), kini mulai naik mendekati HET.
“Pasokan aman. Saat ini inflasi berada di minus 0,46. Artinya, stok yang masuk ke pasar melebihi kebutuhan masyarakat. Indikasi kenaikan harga ke depan kemungkinan terkait cuaca,” jelas Helmi.
Terkait fenomena harga jengkol yang sempat menyaingi harga daging sapi, yakni Rp100 ribu per kilogram, Helmi menyatakan kini harga jengkol telah kembali normal, yakni Rp35 ribu per kilogram.
“Kalau di Bekasi jengkol itu sama dengan kebutuhannya dengan daging. Walaupun tidak mempengaruhi kepada inflasi, tapi karena menjadi kebutuhan masyarakat, jengkol ini perlu kita awasi juga,” tandasnya. (ris)