Sempat Disorot Dedi Mulyadi, Bangunan Liar di Bantaran Kali Sepak Gabus Tambun Utara Bakal Digusur Hari Ini

1 month ago 40

Beranda Berita Utama Sempat Disorot Dedi Mulyadi, Bangunan Liar di Bantaran Kali Sepak Gabus Tambun Utara Bakal Digusur Hari Ini

BAKAL DIGUSUR: Bangunan liar yang berdiri di Jalan Raya Gabus, Tambun Utara, Kamis (13/3). ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Bangun liar di bantaran Kali Sepak Jalan Raya Gabus yang berada antara Desa Srijaya dan Desa Sriamur Tambun Utara bakal digusur hari ini, Jumat pagi (15/3).

Keberadaan bangunan tersebut sempat menjadi sorotan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, saat melintasi wilayah tersebut dalam perjalanan menuju Babelan, Kabupaten Bekasi, pada Rabu (12/3) lalu. Menurut Gubernur, keberadaan bangunan liar tersebut memicu terjadinya banjir di kawasan tersebut.

Camat Tambun Utara, Najmuddin, menyampaikan bahwa penggusuran bangunan liar ini akan dilakukan oleh Satpol PP Jawa Barat. Gubernur Dedi Mulyadi dikabarkan akan memimpin langsung proses penggusuran tersebut.

“40 beko diturunin,” kata Najmuddin.

Sementara itu, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Citarum (BBWSC), Mochammad Dian Al Ma’ruh, menjelaskan bahwa karena merupakan kewenangan pusat, pihaknya tengah meminta bantuan personel Satpol PP Jawa Barat untuk menertibkan bangunan liar yang berdiri di garis sepadan sungai.

“Untul waktu penertiban, kami dari Balai Besar Wilayah Sungai Citarum menyerahkan sepenuhnya kepada Satpol PP Jawa Barat,” katanya.

BACA JUGA: Daerah Sungai di Tambun Utara Dipenuhi Bangunan, Dedi Mulyadi Minta Bupati Bekasi Benahi

Berdasarkan pantauan di lapangan, di bantaran Kali Sepak terdapat berbagai jenis bangunan, mulai dari bangunan semi-permanen yang menggunakan triplek kayu hingga bangunan permanen bertembok hebel.

Berbagai pedagang juga menjajakan barang dagangannya, mulai dari ayam potong, es kepala, sembako, sayur mayur, hingga warung makan. Tak hanya itu, beberapa lapak Pedagang Kaki Lima (PKL) yang sudah rusak juga ditinggalkan begitu saja, sehingga membuat kawasan tersebut tampak kumuh.

Salahsatu warga Nasrudin (32) mengaku sangat jijik dengan kondisi bangunan liar yang ada di sepanjang jalan penghubung wilayah utara tersebut. Selain menambah volume sampah, bangunan liar tersebut juga membuat kawasan itu semakin kumuh.

“Bau, kumuh, jalanan jadi macet. Apalagi kalau pagi, barengan sama emak-emak belanja ke pasar,” katanya.

Kondisi puluhan bangunan liar tersebut juga memakan sebagian badan jalan. Akibatnya, parkir liar yang dilakukan para pembeli sering kali memicu kemacetan lalu lintas. Sebagai warga yang tinggal di Kampung Gabus, Nasrudin sangat mendukung upaya Gubernur Dedi Mulyadi untuk menertibkan bangunan liar di sepanjang Jalan Raya Gabus.

“Pengennya sih ditertibin, biar jalan jadi lebar, gak macet. Di sini itu jadi jalan utama, yang mau ke tol, ke Cikarang sama ke Jakarta ya lewatnya sini. Kalau diperlebar kan jadi lancar,” tambahnya

Selain di Jalan Raya Gabus, bangunan liar juga menjamur di Jalan Kong Isah. Di bantaran kali tersebut, bangunan permanen sudah mulai menjuntai.

Sebagian besar dari mereka merupakan pendatang yang sebelumnya berdagang di bangli Jalan Raya Gabus. Berbeda dengan Jalan Raya Gabus yang lebar, Jalan Kong Isah sangat sempit, namun sudah dipenuhi bangunan liar, bahkan ada yang didirikan sebagai toko atau markas ormas.

“Di depan dapet info mau digusur, jadinya saya pindah ke sini (Jalan Kong Isah). Di sana saya jual sembako sama minuman kopi es. Kalau disini potensinya lebih bagus karena banyak perumahan,” kata Hamdan (52) salahsatu pedagang. (ris)

Read Entire Article
Tenaga Kerja | | | |