
RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pemerintah Kota Bekasi terus mengantisipasi potensi genangan dan banjir di tengah cuaca ekstrem yang melanda wilayahnya.
Meski awal pekan ini cuaca cenderung berawan, hujan deras yang mengguyur sepanjang akhir pekan lalu menjadi peringatan akan pentingnya kesiapsiagaan, terutama di titik-titik rawan genangan.
Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, dalam apel pagi di Plaza Pemkot, Senin (30/6), menginstruksikan jajaran Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) untuk siaga penuh, terutama di wilayah-wilayah cekungan yang kerap tergenang air.
BACA JUGA: Bekasi Dingin dan Berkabut, Ini Penjelasan BMKG
“Fokus kita di titik-titik cekungan seperti Kota Bintang, Tol Bekasi Barat, dan Bekasi Timur. Pompa-pompa harus dipastikan menyala, apalagi saat hujan deras,” tegasnya.
Meskipun sistem pompa Pemkot Bekasi sudah otomatis, Tri menyoroti gangguan yang kerap terjadi akibat sampah yang menyumbat pompa saat mulai beroperasi. Ia pun mendorong petugas untuk menggandeng warga sekitar, termasuk petugas keamanan lingkungan, agar turut menjaga kebersihan di sekitar pompa.
“Pekerjaan sederhana seperti menjaga agar pompa tidak tersumbat sampah bisa berdampak besar. Bisa menghindarkan ribuan orang dari hambatan dan kemacetan akibat genangan,” ucapnya.
Tri juga menekankan perlunya penambahan infrastruktur pengendali banjir. Pemerintah saat ini tengah menyiapkan pembangunan tiga polder air di wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) Kali Jambe, terutama untuk mengatasi banjir di Mustikajaya dan Rawalumbu. Polder dengan total luas sekitar 3 hektar itu akan dikombinasikan dengan pembangunan sumur resapan dan penambahan pompa.
“Selain membangun polder air, kami juga menyiapkan sumur-sumur resapan dan penambahan pompa air di sejumlah titik rawan,” ujarnya.
Tri menyebut, langkah strategis ini merupakan bagian dari upaya jangka panjang Pemkot Bekasi dalam menata kota agar lebih tahan terhadap risiko bencana, tanpa menghambat laju pembangunan.
“Kami terus menyeimbangkan kebutuhan ruang antara pengembangan kota dan kawasan penampungan air, agar pembangunan tidak menghasilkan bencana,” pungkasnya. (sur)