Beranda BekasiCitizen Reformasi Birokrasi Digital Jawa Barat: Dari Sistem Terpisah Menuju Pelayanan Terintegrasi
Oleh: Jelita Asti Rahayu, S.IP., M.A. (Sekretaris Kelurahan Arenjaya Kota Bekasi, Candidate Doktor Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya)

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Reformasi birokrasi digital di Jawa Barat telah menjadi tonggak penting dalam perbaikan layanan publik dan tata kelola pemerintahan daerah. Dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia, Jawa Barat menghadapi tantangan berat dalam penyediaan layanan publik yang cepat, transparan, dan merata. Dalam lima tahun terakhir, transformasi birokrasi di Jawa Barat semakin terasa dengan hadirnya berbagai inovasi digital yang membawa kemudahan bagi masyarakat dalam mengakses pelayanan pemerintah, seperti melalui aplikasi Sapawarga, Portal Smart Jabar, dan implementasi sistem e-Planning serta e-Budgeting yang terintegrasi. Transformasi ini tidak hanya menjadi bukti keseriusan pemerintah daerah dalam membangun tata kelola pemerintahan yang modern, tetapi juga menjadi langkah nyata dalam mengatasi berbagai kendala pelayanan publik yang selama ini terjadi.
Meski demikian, masih banyak tantangan yang perlu dihadapi, mulai dari infrastruktur digital yang belum merata hingga keterbatasan literasi digital di kalangan ASN. Banyak desa di Jawa Barat yang belum terjangkau jaringan internet yang stabil, sehingga menghambat upaya digitalisasi layanan publik secara merata. Selain itu, masih terdapat fragmentasi sistem yang membuat data antar aplikasi belum terhubung secara optimal, menyebabkan masyarakat harus menginput data berulang kali saat mengakses berbagai layanan. Rendahnya literasi digital pada sebagian aparatur sipil negara juga menjadi tantangan dalam mengoptimalkan penggunaan teknologi digital dalam pelayanan publik, di samping adanya ego sektoral antar instansi yang seringkali menjadi penghambat integrasi layanan
Dalam penelitian yang dilakukan, saya menemukan bahwa digitalisasi birokrasi bukan hanya soal menghadirkan aplikasi digital, tetapi juga tentang membangun pola kerja birokrasi yang lebih adaptif, transparan, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Beberapa langkah strategis yang dapat dilakukan oleh pemerintah Jawa Barat untuk memperkuat transformasi ini antara lain dengan membangun West Java Data Exchange untuk integrasi data antar aplikasi, menyelesaikan arsitektur SPBE dan middleware agar sistem antar OPD dapat terhubung, serta meningkatkan literasi digital ASN melalui pelatihan yang berkelanjutan. Selain itu, perluasan infrastruktur internet hingga ke daerah terpencil menjadi hal yang mendesak untuk memastikan tidak ada warga yang tertinggal dalam pemanfaatan layanan publik digital.
Keamanan data dan perlindungan privasi masyarakat juga perlu menjadi prioritas utama dalam penerapan layanan publik digital. Pemerintah daerah perlu menetapkan standar keamanan siber yang ketat agar masyarakat merasa aman dalam memanfaatkan layanan publik digital yang disediakan. Tidak kalah penting, kolaborasi dengan berbagai pihak seperti akademisi, komunitas, swasta, dan media perlu diperkuat untuk menciptakan ekosistem layanan publik digital yang inovatif dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Pendekatan pentahelix ini akan membantu pemerintah daerah dalam merumuskan kebijakan yang tepat serta memastikan implementasi layanan publik digital berjalan efektif.
Transformasi birokrasi digital di Jawa Barat telah membawa dampak nyata bagi masyarakat dengan terciptanya layanan yang lebih cepat, transparan, dan efisien. Masyarakat kini dapat mengurus berbagai layanan administrasi tanpa harus mengantre lama, cukup melalui aplikasi yang dapat diakses dari mana saja. Sistem pelaporan masyarakat juga semakin mudah dengan adanya aplikasi pengaduan publik yang responsif, sehingga masalah yang dihadapi masyarakat dapat segera ditindaklanjuti oleh instansi terkait. Transparansi dalam penggunaan anggaran daerah juga semakin baik dengan adanya sistem e-budgeting yang dapat dipantau secara terbuka oleh masyarakat.
Ke depan, transformasi birokrasi digital di Jawa Barat perlu dijaga keberlanjutannya agar tidak terhenti pada satu periode kepemimpinan saja. Upaya transformasi ini harus menjadi komitmen bersama seluruh pemangku kepentingan untuk menciptakan pelayanan publik yang inklusif, partisipatif, dan berkeadilan. Jawa Barat telah memberikan contoh bagaimana birokrasi daerah dapat bertransformasi menjadi lebih modern dengan memanfaatkan teknologi, dan langkah ini dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain di Indonesia dalam mempercepat reformasi birokrasi menuju pemerintahan berbasis data dan teknologi yang membawa manfaat nyata bagi masyarakat. (*)