Program Pentahelix Bea Cukai Bekasi, LPEI, DPR, dan Akademisi Tingkatkan Kompetensi Pelaku UMKM di Bekasi

1 month ago 30

Beranda Bisnis Program Pentahelix Bea Cukai Bekasi, LPEI, DPR, dan Akademisi Tingkatkan Kompetensi Pelaku UMKM di Bekasi

FOTO BERSAMA: Sejumlah perwakilan dari Bea Cukai, LPEI, DPR, dan akademisi foto bersama saat acara Coaching Program for New Exporter (CPNE) 2025 di Aula Candra Bagha Bea Cukai Cikarang, Rabu (6/8). FOTO: BEA CUKAI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Semangat kolaborasi pentahelix kembali diwujudkan dalam Coaching Program for New Exporter (CPNE) 2025 yang digelar oleh Bea Cukai Cikarang dan Bea Cukai Bekasi, bekerja sama dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI).

Mengangkat tema “Digital Marketing dan Keuangan untuk Ekspor Juara!”, kegiatan ini berlangsung di Aula Candra Bagha Bea Cukai Cikarang, Rabu (6/8). Program ini bertujuan meningkatkan kesiapan UMKM dalam menembus pasar ekspor.

Kegiatan dibuka secara resmi oleh Kepala Kantor Bea Cukai Cikarang, I Wayan Sapta Dharma. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya sinergi antar pemangku kepentingan untuk menciptakan ekosistem ekspor yang inklusif dan berkelanjutan, khususnya bagi pelaku UMKM di wilayah Kota dan Kabupaten Bekasi.

“Terima kasih kami ucapkan terutama kepada para UMKM, yang telah meluangkan waktu untuk hadir dalam acara ini, kami berharap kolaborasi antar instansi semacam ini dapat membawa dampak baik, khususnya dalam kegiatan ekspor UMKM,” ungkap Wayan.

Sebagai keynote speaker, Kepala Jasa Konsultasi LPEI, Nilla Meidhita, memaparkan strategi LPEI dalam mendukung ekspor nasional melalui fasilitas pembiayaan, penjaminan, dan pendampingan. Ia menekankan pentingnya penguatan kapasitas serta literasi keuangan bagi UMKM agar dapat berdaya saing global.

Dari kalangan akademisi, Irfa Ampri dan Siska Purnama Manurung dari President University menyampaikan materi tentang pentingnya pemasaran digital dan penyusunan laporan keuangan yang baik sebagai fondasi UMKM dalam menghadapi pasar global. Mereka menegaskan bahwa kemampuan manajerial dan penguasaan teknologi digital menjadi kebutuhan mendasar di era perdagangan internasional.

Yose Rizal Akmal dari Bea Cukai Cikarang turut memberikan pemahaman seputar aspek kepabeanan dan cukai yang wajib diketahui pelaku UMKM dalam proses ekspor. Ia menjelaskan prosedur ekspor, fasilitas kepabeanan, hingga asistensi teknis melalui Klinik Ekspor DJBC.

Menutup rangkaian sesi pemaparan, Puteri Anetta Komarudin, anggota Komisi XI DPR RI, memberikan gambaran menyeluruh tentang kebijakan legislatif yang mendukung pengembangan UMKM, khususnya dari sisi pembiayaan dan penguatan ekosistem ekspor nasional. Dalam paparannya, Puteri menegaskan bahwa kolaborasi multipihak merupakan kunci untuk meningkatkan kapasitas ekspor UMKM Indonesia.

“Kita harus menjalin berkolaborasi untuk mendorong peningkatan kapasitas UMKM supaya bisa menembus pasar ekspor yang lebih luas,” ujar Puteri.

Program CPNE 2025 ini menjadi wujud nyata sinergi pentahelix antara pemerintah, pelaku usaha, akademisi, dan komunitas dalam mendorong UMKM naik kelas dan siap bersaing di pasar ekspor global. (*)

Read Entire Article
Tenaga Kerja | | | |