Perkuat Pertahanan Negara, Pemerintah Bakal Bentuk 100 Batalyon Teritorial Pembangunan

3 weeks ago 24

Beranda Cikarang Perkuat Pertahanan Negara, Pemerintah Bakal Bentuk 100 Batalyon Teritorial Pembangunan

LIHAT TERNAK IKAN: Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin; bersama Menteri Keuangan, Sri Mulyani; dan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, melihat ternak ikan di Marshalling Area Yonif TP 843/PYF, Desa Wanajaya Kecamatan Cibutung, Rabu (20/8). FOTO: ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pemerintah bakal membentuk 100 Batalyon Teritorial Pembangunan sepanjang 2025 di berbagai wilayah Indonesia untuk memperkuat pertahanan negara. Batalyon Infanteri Teritorial Pembangunan (Yonif TP) 843/Patriot Yudha Vikasa (PYV) di Desa Wanajaya Kecamatan Cibitung Kabupaten Bekasi, menjadi prototipe batalyon tersebut.

Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin, menjelaskan bahwa pembentukan Yonif TP merupakan strategi penting untuk mendukung swasembada pangan, energi, dan pemenuhan gizi masyarakat.

“Batalyon ini pada dasarnya adalah batalion infanteri, tetapi dipersiapkan dengan peran tambahan untuk mendukung pembangunan nasional,” ujar Sjafrie saat meninjau pembangunan Yonif TP 843/PYV, Rabu (20/8), bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.

Sjafrie menegaskan, bahwa pertahanan negara tidak selalu berkaitan dengan persenjataan, tetapi juga ketahanan pangan dan kesejahteraan rakyat. Dengan ketahanan pangan yang kuat, Indonesia akan semakin berdaulat dan disegani.

“Model ini akan diterapkan di seluruh Indonesia sebagai bagian dari upaya bersama pemerintah dalam mewujudkan kemandirian pangan dan energi bangsa,” tambahnya.

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut batalyon baru ini akan terlibat dalam hilirisasi dan swasembada pangan. Selain untuk pelatihan, pertahanan, dan keamanan, batalyon juga akan mengelola kawasan untuk sektor pangan. Lahan seluas 43,1 hektar akan dimanfaatkan untuk peternakan, pertanian, dan kegiatan ekonomi lainnya.

“Tadi kita melihat dari sisi kemanfaatan aset negara, yaitu lahan tapak yang kemudian dijadikan markas batalyon yang dibangun dari nol, lengkap dengan fasilitas pelatihan dan kesiapan pertahanan serta keamanan,” kata Sri.

Sri menambahkan, batalyon serupa akan dibangun sebanyak 100 titik setiap tahun selama lima tahun ke depan. Batalyon Teritorial Pembangunan ini terdiri dari beberapa kompi, antara lain kompi pertanian yang mendukung ketahanan pangan dan kompi kesehatan yang disiapkan menghadapi ancaman biosekuriti.

“Ini adalah prototipe pengembangan batalyon teritorial pembangunan yang oleh Bapak Presiden ditetapkan akan dibangun 100 pada 2025,” ujar Sri.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menekankan pentingnya hilirisasi pertanian sebagai kunci peningkatan kesejahteraan petani dan penguatan ekonomi nasional. Dengan hilirisasi, tenaga kerja baru dapat terserap hingga 1,6 juta orang serta membuka peluang peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP).

Andi menegaskan, keterlibatan TNI yang disiplin sangat dibutuhkan agar implementasi hilirisasi berjalan efektif dan terukur.

“Kita harus masuk ke hilirisasi, yang bisa mempekerjakan 1,6 juta orang dalam tiga tahun. Untuk itu, kedisiplinan TNI sangat dibutuhkan karena produksi membutuhkan disiplin. TNI sudah terbukti menjadi motor percepatan swasembada pangan sebelumnya,” tutur Andi.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyoroti ancaman biosecurity dari pandemi, penyakit tidak menular, hingga bencana alam, yang menurutnya lebih berbahaya daripada perang bersenjata. Ancaman ini harus dipandang sebagai bagian dari sistem pertahanan nasional.

“Contohnya Covid-19. Januari 2021 mulai vaksinasi, tapi tiga bulan cakupan vaksinasinya tidak naik. Akhirnya saya minta Presiden bahwa sosialisasi tidak bisa dilakukan sendiri, tapi harus lintas sektor,” tandas Budi. (ris)

Read Entire Article
Tenaga Kerja | | | |