Pedagang Pasar Bojong Kedungwaringin Dilokalisir ke Lapak Sementara September

1 month ago 30

Beranda Cikarang Pedagang Pasar Bojong Kedungwaringin Dilokalisir ke Lapak Sementara September

TINJAU PASAR BOJONG: Sejumlah anggota DPRD Kabupaten Bekasi meninjau lapak pedagang Pasar Bojong di Desa Bojongsari Kecamatan Kedungwaringin, Selasa (12/8). FOTO: ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pedagang Pasar Bojong di Desa Bojongsari Kecamatan Kedungwaringin Kabupaten Bekasi akan dilokalisir ke lapak sementara pada September mendatang.

“September ini ada lokalisir para pedagang dengan Dinas Cipta Karya. Ini kan instruksi bupati juga. Jadi dua minggu lagi ini hamparan dicor, ada awning, jadi buat los-los dulu,” kata
Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Bekasi, Ani Rukmini, saat meninjau Pasar Bojong, Selasa (12/8).

Langkah tersebut dinilai penting untuk mengakomodasi para pedagang agar bisa kembali berjualan pasca kebakaran di Pasar Bojong yang terjadi pada Mei 2025 lalu.

Ani menjelaskan, revitalisasi Pasar Bojong secara menyeluruh baru akan dilaksanakan pada 2027. Program ini sudah masuk dalam RPJMD dan menjadi salah satu prioritas pembangunan. Ia meminta Dinas Perdagangan mulai melakukan inventarisasi dan menyusun tahapan pembangunan sejak sekarang.

“Saya sampaikan 2027 harusnya udah bisa dibangun dengan berapa tahapan,” katanya.

Meski menjadi program prioritas, lanjut Ani, pihaknya masih akan melakukan kajian lebih lanjut terkait skema pembangunan. Terdapat dua opsi untuk merevitalisasi Pasar Bojong, yakni melalui APBD atau melibatkan pihak ketiga dengan skema Bangun Guna Serah (BGS). Ani menegaskan bahwa pihaknya akan mempertimbangkan kemampuan APBD Kabupaten Bekasi.

“Tentu kalau pihak ketiga berarti BOT itu kan juga masuk memang bagaimana pembiayaannya aset-aset daerah yang memiliki nilai ekonomi, itu juga baik. Ya tinggal nanti bagaimana bekerja dengan pihak ketiga hal-hal yang menimbulkan permasalahan itu bisa diantisipasi,” terang Ani.

Ani menambahkan, jika menggunakan skema BGS, pihak ketiga yang dilibatkan harus memiliki kredibilitas, integritas, kapasitas, serta kemampuan finansial yang memadai.

Selain itu, standar sebuah pasar ideal seperti sistem drainase, pengelolaan sampah, kerapihan, kenyamanan, dan keamanan juga harus menjadi perhatian.

“Jangan jadi kejadian mangkrak di tengah-tengah, itu yang kita harapkan,” tuturnya.

Pasar Bojong yang berada di perbatasan Kabupaten Bekasi dan Karawang ini, menurut Ani, merupakan wajah Kabupaten Bekasi. Apalagi, pasar ini juga menjadi tempat belanja warga dari Karawang. Oleh karena itu, ia berharap jika pasar sudah direvitalisasi, harga sewa ruko tidak memberatkan para pedagang.

“Harga yang paling pas, tidak kemahalan tapi juga tidak kemurahan. Yang bisa sepakati sesuailah dan semuanya merasa damai,” katanya.

Sementara itu, Ketua Forum Komunikasi Pasar Bojong, Wawan Rukmawan, berharap pembangunan lapak sementara yang direncanakan pada September dapat segera terealisasi dan benar-benar sesuai kebutuhan pedagang. Berdasarkan data inventarisasi, terdapat 164 pedagang yang terdampak kebakaran pada Mei lalu.

“Apapun formasinya, dari September minggu kedua mudah-mudahan jangan sampai gagal. Dibangun secepatnya agar pedagang ini rapi dan bisa terakomodir parkirnya dan sampahnya,” ucap Wawan.

Terkait rencana revitalisasi total oleh Pemkab Bekasi, Wawan juga berharap kapasitas lapak nantinya mampu menampung seluruh pedagang. Ia ingin tidak ada lagi pedagang yang harus berjualan di pinggir jalan dan berharap pembeli bisa merasa lebih nyaman.

“Kalau memang jadi dibangun pada 2027, semoga benar-benar terwujud tanpa kendala. Mau dari developer, APBD, atau BGS, yang penting secepatnya dibangun dan sesuai dengan apa yang dijanjikan pemerintah daerah,” tandasnya. (ris)

Read Entire Article
Tenaga Kerja | | | |