Beranda Metropolis Mengenal Leonard Tobing, Perajin Gitar di Margahayu: Tekuni Hobi jadi Industri

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Bagi Leonard Tobing (41) gitar bukan sekadar alat musik. Ia adalah sahabat lama, pelarian dari penat, dan kini, sumber nafkah bagi keluarganya, Seperti apa kisahnya
Di sebuah sudut permukiman padat di Kelurahan Margahayu, Bekasi Timur, pria yang akrab disapa Leo itu menyulap ruang kosong rumahnya jadi bengkel kecil. Di sanalah, kayu-kayu disayat, dilekatkan, dan disulap menjadi gitar siap petik.
“Awalnya cuma hobi. Saya suka utak-atik gitar, belajar sendiri, nonton YouTube, ngobrol sama perajin, Terus mikir, bisa nggak ya bikin sendiri dari nol?” ujarnya, Kamis (16/7).
Tujuh tahun lalu, Leo mulai menekuni pembuatan gitar secara serius. Modalnya bukan ijazah teknik atau sertifikat pelatihan. Hanya tekad dan jam terbang eksperimen.
Awalnya, ia menggandeng teman perajin ukiran dari Jawa Tengah. Leo bagian desain, temannya mengurus ukiran. Tapi, lama-lama, Leo merasa lebih nyaman bekerja sendiri. “Nggak nyangka sih, malah enakan jalanin sendiri,” katanya terkekeh.
Bengkel sederhana pun lahir. Tak luas, tapi cukup menampung hasrat dan ide-ide kreatifnya. Ia mulai memproduksi gitar akustik untuk kalangan pemula dan menengah. Selain itu, Leo juga membuat cajon, amplifier mini, stik drum, sampai drum khas suporter bola.
Yang unik, pelanggan Leo tak melulu beli gitar baru. Banyak juga yang datang membawa gitar lama penuh kenangan. Retak sedikit, leher patah, senar tak lagi nyambung Leo terima semua dengan tangan terbuka.
“Biasanya itu gitar kenangan. Jadi harus hati-hati banget nanganinnya,” ucap dia.
Meski tak punya toko fisik atau tim pemasaran, gitar buatan Leo sudah beredar hingga seantero Jabodetabek.
Ia mengandalkan promosi via media sosial, komunitas musik, dan yang paling efektif, rekomendasi mulut ke mulut.
“Segmentasi saya memang bukan musisi profesional. Tapi yang penting nyaman dan terjangkau,” ujar Leo.
Di tengah serbuan produk pabrikan dan gitar-gitar impor dari luar negeri, Leo memilih tetap di jalur independen. Ia tahu, mungkin gitar buatannya tak sekinclong merek besar. Tapi ia yakin, sentuhan tangan dan keikhlasan hati tak bisa dipalsukan.
“Hanya hobbi saja, karena memang suka ke gitar, dan barang yang mudah didapat itu gitar dan bisa main dimana saja,” tuturnya.(rez)