Korban Penipuan Kontrakan di Jakasampurna Bekasi Terus Bertambah, Kini jadi 77 Orang

6 days ago 18

Beranda Metropolis Korban Penipuan Kontrakan di Jakasampurna Bekasi Terus Bertambah, Kini jadi 77 Orang

PASCA DIBONGKAR : Bangunan kontrakan pascs dibongkar di RT04/RW 11, Kelurahan Jakasampurna, Bekasi Barat, Kota Bekasi, Selasa (15/7). RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI.

RADARBEKASI,ID, BEKASI – Puluhan korban dugaan penipuan jual beli rumah kontrakan kembali mendatangi Polres Metro Bekasi Kota, Kamis (24/7), untuk memberikan keterangan lanjutan sekaligus menunjukkan solidaritas terhadap sesama korban.

Jumlah korban dalam kasus ini terus bertambah, kini mencapai 77 orang dengan total kerugian ditaksir mencapai Rp7,5 miliar.

Kasus tersebut menyeret nama seorang perempuan bernama Karsih, yang kini menghilang dan diduga sebagai pelaku utama. Ia dituduh menjual rumah kontrakan fiktif dengan harga murah disertai kuitansi dan dokumen palsu. Modus penipuan dilakukan melalui tawaran langsung maupun media sosial, seperti Facebook.

BACA JUGA: Polres Metro Bekasi Kota Terima 21 Laporan Kasus Penipuan Kontrakan di Jakasampurna

Salah satu korban, Fani (50), mengaku tertarik membeli rumah kontrakan seharga Rp55 juta di kawasan Jakasampurna karena merasa harga dan lokasinya ideal. Dana itu didapat dari hasil penjualan rumah susunnya di Klender, Jakarta Timur. Namun, saat mendatangi lokasi pada 1 Juli 2025, rumah yang dijanjikan dalam kondisi kosong dan sebagian telah dibongkar.

“Saya datang, Bu Karsih sudah kabur, rumahnya berantakan, ada yang sudah dibongkar. Sekarang saya dan anak-anak tinggal menumpang di rumah adik karena enggak punya tempat lagi,” ungkap Fani sambil menahan tangis.

Ketua RW setempat, Fikri, menyebut jumlah korban meningkat signifikan dalam sepekan terakhir. Banyak yang baru menyadari tertipu setelah mengetahui rumah tidak bisa ditempati atau dokumen yang diberikan tidak sah.

BACA JUGA: Kasus Penipuan Kontrakan di Jakasampurna, Ketua RW Ungkap Pemalsuan Dokumen

“Totalnya 77 orang, kerugian mencapai Rp7,5 miliar. Pelakunya beragam, ada yang lewat makelar, notaris, bahkan yang mengaku pemilik tanah,” jelas Fikri.

Fikri juga mengungkapkan, lokasi rumah-rumah yang dijual secara ilegal kini dipasangi garis polisi dan menjadi perhatian warga.

“Korban terus berdatangan, bahkan lokasi kejadian jadi seperti tempat wisata karena banyak warga penasaran,” ujarnya.

Pihak RW kini memperketat administrasi pertanahan di tingkat RT agar kasus serupa tak terulang. Ia juga menegaskan, belum ada pemanggilan terhadap RT atau pihak lain oleh penyidik, meski nama mereka sempat disebut dalam transaksi.

“Kami dorong penegakan hukum agar tuntas. Ini jadi pelajaran penting untuk semua pihak,” pungkasnya.(rez)

Read Entire Article
Tenaga Kerja | | | |