Beranda Berita Utama Ketua MGBK SMA Kota Bekasi Tolak Rencana KDM Tempatkan Psikolog di Sekolah

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Ketua Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK) SMA Kota Bekasi, Misludin, menolak rencana Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, atau KDM untuk menempatkan psikolog di sekolah sebagai upaya menangani kenakalan remaja.
“Saya melihat belum perlu dan kurang setuju jika menempatkan psikolog di dalam sekolah,” ujarnya kepada Radar Bekasi.
Menurutnya, guru BK selama ini telah memiliki peran penting dalam mendampingi siswa, baik dalam hal konseling, pembinaan karakter, hingga penanganan masalah psikososial. Kehadiran psikolog di sekolah tanpa pembagian tugas yang jelas justru akan menimbulkan kebingungan.
“Ini bisa menyebabkan peran ganda dengan guru BK,” tegasnya.
Misludin juga menyoroti beban anggaran yang akan muncul jika setiap sekolah diwajibkan mempekerjakan psikolog.
“Mempekerjakan psikolog di setiap sekolah tentu membutuhkan biaya signifikan, dan belum tentu tersedia dalam anggaran pendidikan,” bebernya.
Misludin menilai, guru dan staf sekolah sebenarnya sudah cukup mampu menangani berbagai persoalan siswa terkait emosi, mental, maupun perilaku. Dalam praktiknya, guru BK juga memiliki mekanisme alih tangan kasus kepada psikolog atau pihak profesional lain bila ditemukan kasus yang membutuhkan penanganan lebih lanjut.
“Guru BK bisa merujuk siswa ke psikolog jika memang diperlukan,” jelasnya.
Menurutnya, pemerintah sebaiknya fokus mengoptimalkan peran guru BK yang ada di sekolah dengan memberikan dukungan fasilitas dan porsi jam masuk kelas.
“Setiap sekolah perlu memberikan waktu minimal satu jam kepada guru BK di tiap kelas,” imbuhnya.
Misludin menilai, dibanding menempatkan psikolog, sekolah justru lebih membutuhkan fasilitas kesehatan dasar.
“Yang lebih diperlukan itu klinik di sekolah untuk membantu siswa jika sakit, bukan psikolog,” katanya.
Ia menegaskan, guru BK dapat berperan lebih maksimal dalam memberikan edukasi dan pencegahan kenakalan remaja jika diberi ruang yang cukup.
“Banyak hal yang bisa disampaikan guru BK di kelas, seperti peran dan fungsi BK, pencegahan bullying, pengembangan potensi siswa, hingga edukasi ramah anak,” pungkasnya. (dew)