Beranda Metropolis Ketua Apindo Ungkap Dua Perusahaan Air Minum Kemasan Tutup Pabrik di Kota Bekasi

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Dua pabrik air minum kemasan di Kota Bekasi resmi menghentikan produksi pada 2025. Langkah ini kembali menyoroti tren penurunan jumlah industri di kota tersebut yang dikhawatirkan berdampak pada penyediaan lapangan kerja dan angka pengangguran.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kota Bekasi, Farid Elhakamy, mengungkapkan penutupan pabrik bukan dipicu tingginya Upah Minimum Kota (UMK) Bekasi, melainkan keterbatasan lahan untuk pengembangan usaha. Kedua perusahaan tersebut kini hanya difungsikan sebagai gudang distribusi.
“Ada dua perusahaan yang menutup pabriknya, selanjutnya hanya menjadi gudang distribusi. Ini bukan soal upah, tapi karena tidak bisa mengembangkan areal,” ujarnya kepada Radar Bekasi, Senin (11/8).
BACA JUGA: Ketua Apindo Kota Bekasi: Pertumbuhan Ekonomi Masih Lambat
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi sempat menyinggung relokasi industri akibat perbedaan upah antarwilayah. Perbedaan ini juga disebut memicu migrasi tenaga kerja. Menanggapi usulan reformasi pengupahan berbasis sektoral secara nasional, Farid menilai perlu ada kajian mendalam mengingat upah melibatkan kepentingan pengusaha dan pekerja.
“Dari niatnya tentu baik, tapi harus jelas formulanya. Upah itu diatur undang-undang dan keputusan Menaker,” jelasnya.
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Bekasi, Wildan Fathurrahman, menilai reindustrialisasi menjadi keharusan bagi daerah satelit seperti Kota Bekasi. Menurutnya, pertumbuhan industri perlu dievaluasi agar dapat kembali bergairah.
“Pemerintah tidak bisa sendiri. Harus duduk bersama dengan pengusaha dan serikat pekerja untuk menghidupkan industri,” katanya.
Wildan menambahkan, selain menciptakan iklim investasi yang kondusif, pemerintah juga perlu menyiapkan tenaga kerja sesuai kebutuhan industri. Ia optimistis kebangkitan sektor industri akan memicu efek berantai mulai dari kemudahan mencari kerja, peningkatan daya beli, hingga tumbuhnya UMKM.
“Hadirkan kembali industri kondusif agar investor mau menaruh pabriknya di Bekasi. Buka lowongan kerja dan tegakkan Perda prioritas tenaga kerja lokal,” tegasnya.(sur)