Beranda Metropolis Kampung Sawah Bekasi Tunjukkan Potensi Agrowisata dengan Duku Lokal Unggulan

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Kampung Sawah di Kecamatan Pondok Melati Kota Bekasi, semakin menunjukkan potensinya sebagai sentra buah lokal unggulan.
Di tengah gempuran modernisasi, kawasan ini tetap mempertahankan warisan alamnya, salah satunya buah duku yang konon sudah ada sejak masa kolonialisme.
Dalam upaya mengangkat potensi ini, Ketua Petani Milenial Kota Bekasi, Abdul Rosid, bersama Dinas Pertanian dan Perikanan, Dinas Lingkungan Hidup, serta budayawan dan arkeolog, menggelar panen raya duku. Acara ini menjadi langkah awal menjadikan Kampung Sawah sebagai destinasi agrowisata.
“Alhamdulillah, banyak yang hadir hari ini. Kami ingin menunjukkan bahwa Kampung Sawah punya potensi besar, baik dari sisi buah lokal, makanan tradisional, hingga lingkungan yang masih asri,” ujar Abdul, Kamis (6/2).
Duku Kampung Sawah memiliki keunikan dibandingkan duku dari daerah lain seperti Palembang atau Condet.
BACA JUGA: Restoran Aroem Buka Cabang di Bekasi
“Buahnya memang tidak terlalu besar, tapi lebih legit dan manis, dengan biji yang lebih kecil. Bahkan, sejarah mencatat duku Kampung Sawah pernah masuk ke Batavia,” jelasnya.
Panen duku ini hanya terjadi setahun sekali, antara Desember hingga Maret. Pohon-pohon duku di Kampung Sawah berusia lebih dari 70 tahun, dengan jumlah sekitar 300 pohon yang masih produktif.
Setiap pohon mampu menghasilkan hingga satu kuintal buah, dengan potensi panen mencapai tiga ton per tahun hanya di satu RW.
“Kalau pemupukannya dikelola dengan baik, hasilnya bisa lebih besar. Dulu, di tahun 90-an, kawasan ini begitu rimbun dengan pohon duku, rumah-rumah sampai tak terlihat,” kenangnya.
Abdul mengaku bercita-cita mengembangkan Kampung Sawah menjadi destinasi agrowisata seperti perkebunan apel di Malang.
“Ke depan, saat panen, kami ingin masyarakat bisa datang ke sini, panen sendiri, makan di tempat, lalu pulang membawa oleh-oleh,” katanya.
BACA JUGA: Dari Bekasi, Qudwah Indonesia Kerja Sama Bangun RS Abu Yusuf di Gaza
Selain itu, inovasi dalam pemasaran dan pengemasan menjadi fokus utama agar duku Kampung Sawah mampu bersaing di pasar lebih luas. Saat ini, penjualan masih dilakukan secara tradisional dan online melalui komunitas lokal.
Harga duku Kampung Sawah cukup kompetitif, berkisar Rp20.000 hingga Rp25.000 per kilogram, dengan permintaan yang terus meningkat.
“Begitu orang coba, pasti ketagihan,” tambahnya.
Dengan dukungan pemerintah dan masyarakat, Abdul berharap potensi Kampung Sawah bisa lebih dimaksimalkan.
“Siapa pun pemimpinnya nanti, kami ingin bersinergi. Apalagi dengan program ketahanan pangan nasional, ini bisa menjadi peluang besar bagi kita,” tutupnya.(rez)