Jejak Taman Puring yang Terbakar: Terkenal Sebagai Surga Belanja Barang Unik dan Sepatu Murah di Jakarta

2 days ago 13

RADARBEKASI.ID, JAKARTA –   Pasar Taman Puring di Jalan Kiai Maja,  Jakarta Selatan, terbakar hebat, Senin (28/7/2025) sore. Ratusan kios di dalamnya ludes diamuk si jago merah.

Api melahap ratusan bangunan di pasar yang terkenal sebagai surga belanja barang unik dan sepatu murah di bilangan Jakarta itu.

“Saya kan dasarnya mau makan nasi goreng di dekat situ, sebelum dapat parkir asap putih sudah muncul. Setelah dapat parkir tiba-tiba asap hitam sudah mulai tinggi dan api menyala besar,” ujar Dewi, saksi mata dan pelapor pertama kebakaran dikutip dari JawaPos.

Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Nicolas Ary Lilipaly kepada media menyebut, ditaksir sekitar 500 kios di Pasar Taman Puring. “Informasi awal, api muncul dari toko yang sudah tutup. Pedagang di pasar ini rata-rata tutup jam lima sore,” ungkap Kapolres Nicolas.

BACA JUGA: Pasar Bojong Kedungwaringin Terbakar, Ekonomi Pedagang Hancur: Bantuan Pemerintah Sebatas Awning

Hingga berita ini ditulis, petugas Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Disgulkarmat) masih berjibaku menjinakkan api di lokasi kejadian. Sebanyak 34 armada Pemadam Kebakaran telah dikerahkan.

Jejak Taman Puring: Dari Pangkalan Oplet hingga Pusat Perdagangan Unik

Taman Puring bukan sekadar titik koordinat di Jakarta Selatan, tetapi sebuah kawasan dengan napas sejarah yang panjang.

Terletak di Kebayoran Baru, kawasan ini pernah menjadi pangkalan oplet di tahun 1960-an.

Di sanalah denyut ekonomi rakyat kecil dimulai, dari para pedagang pikulan yang memanfaatkan setiap jengkal tanah untuk mencari nafkah.

Transformasi besar terjadi pada tahun 1983, ketika Gubernur DKI Jakarta saat itu, Soeprapto, mengambil kebijakan mengalokasikan sekitar 2.000 meter persegi lahan di Taman Puring untuk menampung pedagang barang bekas dari berbagai wilayah Jakarta Selatan.

Sejak saat itu, Taman Puring menjelma menjadi pusat perniagaan barang loak yang ramai, berdampingan dengan taman rekreasi publik.

Pukulan keras datang ketika krisis moneter menghantam Indonesia pada pertengahan 1997. Wali Kota Jakarta Selatan merespons dengan mendirikan tenda-tenda sementara sebagai solusi darurat bagi warga yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Pasar darurat itu beroperasi setiap Sabtu dan Minggu, sehingga dijuluki “Pasar Tunggu.”

Namun tak lama berselang, jumlah pedagang terus bertambah, memenuhi badan jalan di kawasan itu. Pada akhir 1998, sekitar 400 kios berdiri menutupi ruang terbuka hijau, menandai perubahan besar dalam lanskap Taman Puring.

Surga Belanja Sepatu Murah

Pada 8 Januari 1999, Pemerintah Kota Jakarta Selatan melakukan penertiban besar-besaran. Pedagang yang menempati ruang publik dipindahkan ke lokasi lain, seperti Pasar Pondok Indah dan kawasan dekat Stasiun Kebayoran Lama.

Namun sebagian pedagang barang bekas tetap bertahan di lokasi lama, menjaga denyut asli pasar tersebut.

Sejak saat itu, Taman Puring dikenal luas sebagai destinasi belanja berburu sepatu murah. Ragam sepatu, mulai dari sneakers, boots, hingga sepatu hiking, berjejer di setiap kios.

Produk yang dijual mayoritas merupakan sepatu bermerek namun reject, dijual dengan harga miring yang menarik perhatian para pemburu barang murah berkualitas.

Selain sepatu, Taman Puring juga menjadi surga bagi pencari barang-barang unik dan kebutuhan rumah tangga. Dari handphone, peralatan otomotif, hingga barang antik dan elektroni semuanya tersedia di sini.

Rentetan Insiden Kebakaran yang Melanda Taman Puring

Tak hanya dikenal sebagai pusat perniagaan, Taman Puring juga menyimpan catatan kelam serangkaian insiden kebakaran yang meninggalkan luka mendalam.

Salah satu peristiwa paling tragis terjadi pada 29 Juni 2002, sekitar pukul 03.15 WIB. Ratusan kios hangus terbakar akibat korsleting listrik.

Angin kencang membuat api cepat menyebar, menyulitkan proses pemadaman. Bahkan, 25 tahanan di Polsek Metro Kebayoran Baru harus dievakuasi demi keselamatan.

Tiga tahun kemudian, tepatnya 13 April 2005 pukul 18.30 WIB, api kembali menyala di pasar yang sama. Diduga berasal dari atap yang mengalami korsleting, kobaran api sempat membuat panik para pedagang.

Meski api berhasil dijinakkan sekitar pukul 20.15 WIB, arus lalu lintas di Jalan Kiai Maja dan Jalan Sinaggalang lumpuh karena kepanikan warga dan kepadatan kendaraan.

Kebakaran terbaru yang tercatat terjadi pada Senin sore, 28 Juli 2025. Api mulai melahap bagian bangunan rendah di Pasar Taman Puring pukul 18.02 WIB. Dinas Gulkarmat menerima laporan warga dan langsung mengerahkan enam unit mobil pemadam ke lokasi.

Tak hanya melumpuhkan aktivitas pasar, kebakaran ini juga memengaruhi layanan TransJakarta koridor 13 karena asap tebal yang menyelimuti jalur busway. (cr1)

Read Entire Article
Tenaga Kerja | | | |