Beranda Berita Utama Investasi Mengalir Deras ke Bekasi: Kabupaten Puncaki Rp40,14 Triliun, Kota Raih Rp6,14 Triliun

RADARBEKASI.ID, BEKASI –Investasi mengalir deras ke wilayah Bekasi pada semester pertama 2025. Berdasarkan laporan realisasi investasi yang dirilis Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Bekasi berhasil merealisasikan investasi sebesar Rp40,14 triliun, tertinggi di antara seluruh kota dan kabupaten se-Jawa Barat.
Capaian ini membuktikan bahwa Kabupaten Bekasi masih menjadi magnet utama bagi investor, baik domestik maupun mancanegara. Infrastruktur industri yang terus berkembang serta lokasi strategis di koridor timur Jakarta menjadi faktor utama masuknya investasi skala besar ke wilayah ini. Sementara itu, Kota Bekasi juga mencatatkan performa impresif dengan realisasi investasi sebesar Rp6,14 triliun. Angka ini menempatkan Kota Bekasi di atas sejumlah kota besar lain di Jawa Barat dan mengukuhkannya sebagai pusat pertumbuhan ekonomi perkotaan dan jasa.
Realisasi investasi di Kabupaten Bekasi didominasi oleh Penanaman Modal Asing (PMA), sebesar Rp24,18 triliun. Sementara realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp15,96 triliun. Sedangkan untuk Kota Bekasi, realisasi investasi didominasi oleh PMDN sebesar Rp5,34 triliun. Sementara realsiasi PMA sebesar Rp795 miliar. Meski berada di bawah lima kabupaten dengan realisasi investasi tertinggi di Jawa Barat, Kota Bekasi memimpin delapan kota lain di Jawa Barat.
Dari sisi realisasi penyerapan tenaga kerja, Kabupaten Bekasi masih berada di urutan teratas dengan 36.654 tenaga kerja. Sedangkan Kota Bekasi berada di urutan ke tiga dengan 19.387 tenaga kerja, dibawah Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Bogor.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Bekasi, Dicky Irawan menyampaikan bahwa target investasi tahun ini yang ditetapkan oleh Kota Bekasi sebesar Rp14,67 triliun.”Sampai dengan semester satu ini tercapai 41 persen,” katanya.
Realisasi investasi masih didominasi oleh sektor tersier. Tren tingginya realsiasi investasi di sektor ini terlihat sepanjang tahun 2024 dan triwulan pertama tahun 2025.”Melihat tren 2024 dan triwulan I tahun 2025, masih didominasi oleh sektor tersier,” ucapnya.
Diketahui, pada triwulan pertama tahun 2025 kemarin sektor tersier seperti hotel dan restoran, kontruksi, hingga transportasi, gudang, dan telekomunikasi menyumbang 96 persen dari investasi yang masuk ke Kota Bekasi.
Dicky menyampaikan bahwa Kota Bekasi mendorong iklim investasi yang inklusif, kemudahan perizinan tidak hanya diberikan terbatas pada pelaku usaha atau perusahaan besar. Selain itu, pihaknya juga mendorong kemitraan usaha antara pelaku usaha besar dengan pelaku usaha kecil untuk membantu pelaku usaha lokal tumbuh.
“Kami terus berusaha mengawinkan pada pelaku usaha, semisal antara pengusaha hotel dengan pelaku UMKM,” tambahnya.
Mahal dan terbatasnya lahan menjadi salah satu tantangan bagi pemerintah di wilayah perkotaan untuk menarik investor besar. Hal ini mesti mulai direspon oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi, salah satunya dengan membaca peluang investasi yang sesuai karakteristik kota.
“Termasuk beradaptasi dengan digitalisasi, hari ini sama-sama kita saksikan banyak juga bisnis yang berbasis digital tetapi dia tetap membutuhkan tenaga kerja banyak,” ungkap Sekertaris Komisi I DPRD Kota Bekasi, Riski Topananda.
Bisnis berbasis digital sekaligus memberikan peluang kerja kepada masyarakat dalam jumlah banyak menjadi salah satu sektor bisnis yang cocok untuk berkembang di wilayah perkotaan seperti Bekasi.
Riski mengapreasiasi capaian investasi di semester pertama tahun 2025. Kota Bekasi mesti terus meningkatkan kepercayaan para pengusaha, baik pengusaha luar negeri maupun dalam negeri.
“Saya pikir ini perlu diapresiasi, sekaligus di sisi lain harus terus ditingkatkan. Seyogyanya bisa melampaui 50 persen dari target di pertengahan tahun ini,” katanya.
Menurutnya, Kota Bekasi mesti mampu mempertahankan sekaligus manarik investor untuk menanamkan modal.
Selain pengusaha atau perusahaan berskala besar, Pemkot Bekasi juga mesti terus meningkatkan pelayanan dan pendampingan kepada pelaku usaha kecil dan menengah. Pemerintah harus bisa dirasakan kehadirannya mulai dari memfasilitasi pembuatan dokumen legal hingga pengembangan usaha.
Semua sektor usaha yang tumbuh di Kota Bekasi diyakini mampu mendorong perekonomian tumbuh.
“Sehingga akan berimbas kepada pertumbuhan ekonomi Kota Bekasi, termasuk menekan angka pengangguran yang ada di wilayah Kota Bekasi,” tambahnya.
Terpisah, Plt kepala DPMPTSP Kabupaten Bekasi, Iman Nugraha menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk mendorong tumbuhnya investasi di Kabupaten Bekasi. Salah satunya, mempermudah perizinan.”Salah satunya dengan membantu pengurusan perizinan melalui OSS,” ungkapnya.
Pihaknya juga memfasilitasi pelayanan perizinan kepada pelaku usaha kecil dan menengah atau masyarakat Kota Bekasi secara umum dalam kegiatan Bootram yang diselenggarakan di tingkat kecamatan dan desa.
“Pelayanan MPP juga menjadi akses kemudahan. Selain itu juga dengan membantu masyarakat untuk pelayanan Nomor Induk Berusaha (NIB),” tambahnya. (sur/and)