
RADARBEKASI.ID, BEKASI – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memperingati HUT ke-80 Republik Indonesia dengan menggelar kegiatan sosial bersama ratusan pemulung dan keluarganya di Stadion Mini Sumur Batu, Kota Bekasi, Selasa (19/8).
Sebanyak 450 paket sembako dibagikan sebagai bentuk apresiasi atas peran pemulung yang dinilai ikut menjaga kebersihan lingkungan dan mengurangi beban sampah perkotaan.
Wakil Menteri Lingkungan Hidup, Diaz Hendropriyono, yang hadir langsung dalam acara itu menegaskan bahwa perayaan kemerdekaan harus menjadi momen untuk mengakui kontribusi pemulung. “Ini adalah momen untuk memberikan apresiasi kepada para pemulung yang sudah membantu membersihkan sebagian dari dosa-dosa kita,” ujarnya.
Selain pembagian bantuan, suasana peringatan 17 Agustus juga diramaikan lomba-lomba khas kemerdekaan yang diikuti anak-anak dan warga sekitar TPST Bantar Gebang. Salah satu momen yang menarik perhatian adalah ketika Diaz ikut lomba makan kerupuk bersama siswa sekolah dasar.
Diaz bahkan mengaitkan permainan rakyat itu dengan filosofi gotong royong. “Nilai filosofisnya tinggi sekali, bahwa kalau kita mau maju, langkahnya harus bersama. Kita tidak bisa berjalan sendiri-sendiri,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Diaz juga menyoroti persoalan sampah nasional. Ia menyebut wilayah Jabodetabek menghasilkan sekitar 7.400 ton sampah per hari, sementara volume sampah nasional mencapai 56,63 juta ton per tahun.
“Indonesia ini sedang krisis sampah. Jangan lupa, di balik sampah itu semua ada orang yang bekerja, yaitu para pemulung. Kita harus berterima kasih kepada mereka,” tegasnya.
Pemerintah, kata Diaz, tengah menyiapkan revisi Perpres untuk mengakomodasi pengembangan waste to energy (WtE) atau Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa). Langkah ini dipandang mendesak, khususnya bagi wilayah Jakarta yang setiap hari mengirim lebih dari seribu ton sampah ke Bantar Gebang.
Namun, ia menekankan solusi pengelolaan sampah tidak cukup hanya dengan PLTSa, melainkan juga harus dibarengi dengan daur ulang, pengolahan maggot, dan refuse-derived fuel (RDF).
“Pemulung adalah bagian penting dalam rantai pengelolaan sampah yang sering luput dari perhatian publik. Mereka adalah pahlawan yang terlupakan,” tandasnya.(rez)