Erosi Parah, Rumah Warga Babelan Makin Dekati Kali Bekasi

1 day ago 5

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Warga Kampung Babelan RT 020 RW 001 Desa Babelan Kota Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi, menghadapi ancaman besar akibat erosi tanah yang semakin parah.

Beberapa tahun lalu, rumah warga masih berjarak sekitar 30 meter dari Kali Bekasi. Namun, kini jarak tersebut menyusut menjadi sekitar 10 meter.

“Dulu jarak rumah ke Kali Bekasi sekitar 30 meter. Sekarang 10 meter karena longsor terus. Tanggulnya habis, makin lama makin dekat ke rumah,” kata warga sekitar, Rusmini kepada Radar Bekasi, Rabu (12/3).

BACA JUGA: Daerah Sungai di Tambun Utara Dipenuhi Bangunan, Dedi Mulyadi Minta Bupati Bekasi Benahi

Rusmini menyaksikan langsung bagaimana rumah-rumah di bantaran Kali Bekasi hilang tergerus. Seperti rumah dua orang tetangganya Rodin dan Carman yang kini hanya menyisakan pondasi.

“Di depan rumah ada satu, masih ada bekas pondasinya, depannya lagi satu, di belakang rumah ada dua yang udah abis sekarang. Total ada empat, semuanya punya sertipikat,” tambahnya.

Ia mengakui memiliki sertipikat hak milik (SHM). Sejak usia 12 tahun, ia tinggal bersama suaminya yang kini telah dikaruniai empat orang anak dan empat cucu.

Dengan kondisi ini, ia berharap pemerintah membebaskan lahan dan rumahnya di bantaran Kali Bekasi. Jika terealisasi, Rusmini siap pindah ke tempat yang tidak terdampak banjir dan berharap diberikan ganti rugi sesuai Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) atau rumah baru.

“Kalau dibebasin ya mau dibayarin. Dipindahin mau, di sini banjir mulu, bersihin lumpur mulu, capek,” ungkapnya.

BACA JUGA: Dedi Mulyadi Kaget Bantaran Kali Bekasi Dipenuhi Warung

Rusmini menceritakan pengalaman banjir pada Selasa (4/3) lalu, saat air Kali Bekasi meluap cepat pada pukul 09.00 WIB. Di dalam rumahnya, air mencapai ketinggian 70 cm, sementara di luar rumah 50 cm. Banjir kali ini lebih parah dibandingkan banjir 2020 lalu.

Sementara itu, warga lain, Maria Ulfa (45), mengaku pernah dikumpulkan oleh pihak kecamatan pada 2024 lalu untuk membahas penertiban bantaran Kali Bekasi. Pada saat itu, selain warga pemilik SHM, warga yang tinggal di tanah negara juga diundang.

“Di kecamatan dikumpulin 2024. Bukan saya sendiri, tapi banyak warga semua tanah-tanah hak milik.
Kalau tanah negara (TN) mah udah pada digusurin diganti Rp7,5 juta,” kata Maria.

Namun, hingga 2025, Maria belum mendapat kabar terbaru mengenai hasil audensi di kecamatan. Banjir kembali menerjang rumahnya dan pemukiman warga lainnya.

BACA JUGA: Lelah Hadapi Banjir, Warga Babelan Pemilik Sertipikat Minta Pemerintah Bebaskan Lahan di Bantaran Kali Bekasi

Pada pertemuan itu, Maria diminta menyerahkan fotokopi SHM miliknya. Menurutnya, sebagian besar warga Kampung Babelan yang rumahnya kini di bantaran Kali Bekasi memiliki SHM.

“Tinggal yang tanah milik saja dikumpulin di kecamatan, diminta fotokopi sertipikat. Sertipikat asli ada sama saya. Katanya, ada yang Rp3 juta sampai Rp5 juta per meter, tapi gak tahu yang mana,” tambahnya.

Maria berharap pemerintah membangun turap permanen di bantaran Kali Bekasi atau merelokasi rumah-rumah yang memiliki SHM. Sebab, banjir pada Selasa (4/3) lalu, membuat keluarganya khawatir hanyut terbawa derasnya arus sungai Kali Bekasi.

“Kami ingin agar rumah ini tidak dipindahkan, cukup dirapikan saja. Kalau dipindahkan, ya mau, tapi cari tempat yang gak banjir,” jelas Maria.

Maria telah tinggal di Kampung Babelan selama 20 tahun bersama suami dan dua anaknya, dan kerap menghadapi banjir akibat luapan Kali Bekasi. Banjir semakin parah setelah tanggul Kali Bekasi longsor pada 2024 dan diperburuk dengan longsor pada Rabu (5/3).

Rumahnya kini hanya berjarak 5 meter dari Kali Bekasi, padahal sebelumnya berjarak 30 meter, ditandai dengan pohon kelengkeng di pinggir sungai.

“Selama 20 tahun semakin dekat,” ujarnya. (ris)

Read Entire Article
Tenaga Kerja | | | |