Dampak Gerhana Bulan Total 2025 dan Cara Salat Khusuf Gerhana Bulan

2 hours ago 2

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Langit Indonesia akan dihiasi  fenomena langka yang jarang terjadi, yakni Gerhana Bulan Total (GBT), pada Jumat (14/3/2025).

Peristiwa alam astronomi yang dikenal juga sebagai istilah blood moon ini terjadi ketika Matahari, Bumi, dan Bulan berada dalam satu garis lurus, menyebabkan Bulan masuk sepenuhnya ke dalam bayangan inti Bumi (umbra). Akibatnya, cahaya Matahari yang tersebar oleh atmosfer Bumi membuat Bulan tampak kemerahan.

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), fenomena ini dapat diamati di berbagai wilayah Indonesia. Meski demikian, fase puncaknya hanya akan terlihat jelas di sejumlah daerah tertentu.

BACA JUGA: Gerhana Bulan Total Bakal Terjadi di Ramadan 2025, Jadwal dan Lokasi di Indonesia Ada di Wilayah Ini

Keistimewaan Gerhana Bulan Total

Gerhana Bulan Total memiliki berbagai keunikan yang menjadikannya fenomena langit yang dinanti-nantikan, di antaranya:

1. Warna Merah pada Bulan di Fase Puncak

Bulan akan tampak merah atau oranye gelap akibat pembiasan cahaya Matahari oleh atmosfer Bumi. Jika terdapat partikel debu vulkanik atau polusi di atmosfer, warna Bulan bisa tampak lebih pekat.

2. Fenomena Langka

Tidak seperti gerhana bulan sebagian atau penumbra yang lebih sering terjadi, Gerhana Bulan Total jarang terlihat setiap tahun. Ini menjadi alasan bagi para astronom dan masyarakat untuk mengabadikan momen tersebut.

3. Dampak Minimal Berdasarkan BMKG

Meski gerhana ini memengaruhi gravitasi, dampaknya seperti pasang surut air laut atau banjir rob masih dalam batas yang terkendali di Indonesia.

Salat Gerhana Bulan (Khusuful Qamar)

Bagi umat Islam, Gerhana Bulan bukan hanya fenomena astronomi, tetapi juga menjadi momen untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah Swt. Melalui Salat Khusuf atau Salat Gerhana Bulan, umat Muslim diingatkan akan kebesaran-Nya.

Salat ini termasuk dalam kategori sunnah muakkadah (sangat dianjurkan) dan disarankan untuk dilakukan secara berjamaah. Rasulullah saw. bersabda:

“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah. Gerhana tidak terjadi karena kematian atau kehidupan seseorang. Jika kalian melihatnya, maka berdoalah kepada Allah, bertakbirlah, salatlah, dan bersedekahlah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Tata Cara Salat Gerhana Bulan

Salat Gerhana dilakukan dalam dua rakaat dengan tata cara yang berbeda dari salat biasa:

Niat Salat”Ushallî sunnatal khusûf rak‘ataini imâman/makmûman lillâhi ta‘âlâ.”Artinya: “Saya niat salat sunah gerhana bulan dua rakaat sebagai imam/makmum karena Allah Swt.”

Rakaat Pertama

Takbiratul ihram.

Membaca Surat Al-Fatihah dan surat panjang (disarankan Surat Al-Baqarah).

Rukuk dengan membaca tasbih selama membaca 100 ayat.

I’tidal, lalu membaca Surat Al-Fatihah lagi.

Membaca surat panjang (disarankan Surat Ali Imran).

Rukuk kedua dengan membaca tasbih selama 80 ayat.

I’tidal, sujud, duduk di antara dua sujud, dan sujud kedua.

Rakaat Kedua

Sama seperti rakaat pertama, tetapi disarankan membaca Surat An-Nisa pada berdiri pertama dan Surat Al-Maidah pada berdiri kedua.

Diakhiri dengan salam.

Khutbah Salat Gerhana setelah salat, dianjurkan untuk menyampaikan khutbah yang berisi nasihat agar umat memperbanyak istighfar, sedekah, serta meningkatkan keimanan dan ketakwaan.

Makna dan Hikmah Salat Gerhana

Salat Gerhana mengajarkan umat Islam untuk senantiasa mengingat kebesaran Allah Swt. dan tidak terlena oleh fenomena alam. Allah Swt. berfirman dalam Al-Qur’an:

وَكَأَيِّن مِّنْ ءَايَةٍ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ يَمُرُّونَ عَلَيْهَا وَهُمْ عَنْهَا مُعْرِضُونَ

Artinya: “Dan betapa banyak tanda-tanda (kebesaran Allah) di langit dan di bumi yang mereka lalui, sedang mereka berpaling darinya.” (QS Yusuf: 105)

Gerhana bukanlah sekadar fenomena biasa, melainkan pengingat bagi manusia akan kekuasaan-Nya. Dalam sebuah hadis, Rasulullah saw. bersabda:

وَاللَّهِ إِنِّي لَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ فِي الْيَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِينَ مَرَّةً

Artinya: “Demi Allah, sesungguhnya aku beristighfar dan bertaubat kepada-Nya lebih dari 70 kali dalam sehari.” (HR. Bukhari). (cr1)

Read Entire Article
Tenaga Kerja | | | |