
RADARBEKASI.ID, BEKASI – Deretan motor besar Harley Davidson berbagai tipe berjajar gagah di halaman Grand Kota Bintang, Bekasi Barat, saat Inagurasi HCDC Bekasi periode 2025–2028, tengah bulan lalu (13/7).
Di antara para pengendara berjaket kulit, sekelompok perempuan mencuri perhatian. Mereka adalah Shereaders, komunitas perempuan pencinta Harley Davidson yang menepis anggapan bahwa moge hanya milik kaum pria.
Berdiri sejak 2024, Shereaders hadir sebagai simbol semangat dan solidaritas perempuan dalam dunia otomotif, khususnya motor gede (moge). Komunitas ini terdiri dari 12 anggota aktif yang berasal dari beragam latar belakang, mulai dari ibu rumah tangga, pebisnis, hingga pekerja kantoran.
“Kami memilih Harley karena kesan klasik dan maconya. Kami perempuan, tapi juga bisa tampil kuat dan berani,” ujar Dea, salah satu anggota Shereaders.
Dea memulai perjalanannya di dunia moge sejak 2019. Ia tak langsung menunggang Harley, melainkan belajar menggunakan motor bermesin 900 cc merek Triumph. Setelah terbiasa dengan bobot dan tenaga motor besar, barulah ia beralih ke Harley Davidson tipe Fatboy, dan kini menggunakan Lowrider.
Menurut Dea, mengendarai moge bukan hanya soal gaya, tapi juga tanggung jawab besar. “Motor besar bukan sekadar penampilan, tapi soal kendali dan keselamatan. Kita harus tahu benar cara mengendarainya. Safety nomor satu, apalagi untuk perempuan.”
Meski terbiasa tampil berani, Dea dan anggota Shereaders tetap menjunjung tinggi pentingnya perawatan kendaraan. Servis rutin, pengecekan oli, kampas rem, dan kopling menjadi hal wajib sebelum turun ke jalan. “Pernah sebelum touring, kopling bermasalah. Sejak itu saya tak pernah lagi abai soal servis,” ujarnya.
Aktivitas Shereaders tak sebatas kumpul-kumpul. Mereka rutin melakukan touring ke berbagai daerah. Rute terjauh yang pernah ditempuh adalah ke Bali dan Sulawesi. Setiap keberangkatan selalu diawali dengan safety briefing dan pengecekan kendaraan.
“Sebagai perempuan di jalan, kami ingin jadi contoh. Harus tertib berlalu lintas, pakai perlengkapan lengkap, dan tetap sopan,” tegasnya.
Lebih dari sekadar komunitas motor, Shereaders menjadi ruang pembuktian bahwa perempuan juga mampu menembus batas di ranah otomotif.
“Shereaders bukan hanya tentang motor. Ini tentang semangat, solidaritas, dan pembuktian diri. Perempuan juga punya tempat di dunia moge,” tandas Dea.(rez)