Beranda Cikarang Bukan di Tempat Keramat, Tradisi Sedekah Bumi Warga Kampung Buwek Digelar di Jalan Raya

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Warga tumpah ruah di Jalan Raya Kampung Buwek Desa Sumberjaya Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi, Minggu (17/8), dalam perayaan tradisi sedekah bumi. Mereka antusias berebut hasil bumi berupa sayur-mayur dan buah-buahan yang ditata rapi membentuk tumpeng atau asahan.
Tradisi ini terbilang unik karena dilaksanakan di jalan raya. Berbeda dengan tradisi sedekah bumi pada umumnya yang biasanya digelar di tempat-tempat keramat.
Selama sekitar 15 menit, jalan ditutup saat iring-iringan asahan mulai keluar dari rumah H Saiful Nyamat, salahsatu tokoh masyarakat Tambun Selatan.
Setiap asahan digotong oleh lima hingga enam orang. Total ada empat asahan yang dibawa dan diletakkan di tengah kerumunan warga yang telah menanti.
Sebelum berebut hasil bumi, warga terlebih dahulu mengikuti doa bersama. Setelah itu, barulah mereka menyerbu asahan berisi hasil bumi seperti kacang panjang, kol, pare, timun, terong, jagung, apel, jeruk, nanas, dan lainnya.
Meski saling berebut, suasana tetap meriah dan penuh canda tawa. Tak sedikit pengendara yang melintas pun ikut turun untuk turut serta meraih keberkahan dari hasil bumi tersebut.
Seperti Hernawati (40), warga Tambun Selatan, yang datang berboncengan dengan temannya menggunakan sepeda motor. Ia ikut berdesakan bersama warga lain dan berhasil membawa pulang berbagai hasil bumi, seperti alpukat, wortel, dan sawi.
“Dapet banyak, jeruk, kol, kacang panjang, bisa seminggu ngga belanja ini,” kata Hernawati.
Meski ia mampu membeli sayur-mayur tersebut di pasar, Hernawati mengaku tradisi berebut hasil bumi jauh lebih menyenangkan. Ia bahkan sudah beberapa kali mengikuti tradisi Sedekah Bumi ini setiap tahunnya.
“Kesannya beda. Ramai, terus senang saja berebut bisa berbaur dengan masyarakat,” katanya.
Sementara itu, tokoh masyarakat H. Saiful Nyamat menjelaskan bahwa sedekah bumi ini sengaja dilakukan di tengah Jalan Raya Kampung Buwek atas permintaan warga sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT. Jalan ini dianggap penting karena menyatukan warga dari berbagai arah seperti selatan, timur, dan utara.
“Karena jalan itu kita lalui setiap hari untuk berangkat sekolah, bekerja, dan beribadah. Pusat Tambun Selatan memang ada di Desa Sumberjaya,” ujar Nyamat.
Tradisi sedekah bumi ini sudah berlangsung selama 11 tahun. Selain sebagai wujud syukur, tradisi ini juga menjadi sarana melestarikan budaya dan menjaga kebersamaan warga Tambun Selatan. Hasil bumi yang diperebutkan berasal dari budidaya warga dan dihias dengan rapi.
“Sedekah bumi ini adalah rasa syukur kita terhadap tanah yang kita injak dan kotorin. Kita menikmati hasil bumi, lalu mengembalikannya ke bumi. Seperti panen lele yang kami sebar sebanyak 2.500 kilogram. Jadi, dari rakyat untuk rakyat, kita bisa tersenyum bersama-sama,” pungkasnya. (ris)