Berkat “Sipatuh”, Kadis Perkimtan Kabupaten Bekasi Juara Pertama Anugerah ASN Inovatif

4 weeks ago 29

Beranda Cikarang Berkat "Sipatuh", Kadis Perkimtan Kabupaten Bekasi Juara Pertama Anugerah ASN Inovatif

SERAHKAN PENGHARGAAN: Bupati Bekasi, Ade Kuswara Kunang, menyerahkan penghargaan kepada Kadis Perkimtan Kabupaten Bekasi, Nurchaidir, sebagai juara pertama pada Lomba Anugerah ASN Inovatif Kabupaten Bekasi 2025 untuk kategori Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) Pratama. FOTO: ISTIMEWA

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Kepala Dinas (Kadis) Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Perkimtan) Kabupaten Bekasi, Nurchaidir, meraih juara pertama pada Lomba Anugerah ASN Inovatif Kabupaten Bekasi 2025, untuk kategori Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) Pratama.

Penghargaan tersebut diberikan langsung oleh Bupati Bekasi, Ade Kuswara Kunang, dalam Upacara Peringatan Hari Jadi ke-75 Kabupaten Bekasi yang digelar di Plaza Pemkab, Cikarang Pusat, Jumat (15/8).

Nurchaidir meraih penghargaan berkat inovasinya yang bernama Sipatuh (Sistem Penanganan Kawasan Kumuh Terintegrasi Kabupaten Bekasi). Aplikasi ini dirancang untuk mempercepat, menyinergikan, dan mengintegrasikan penanganan kawasan kumuh melalui kolaborasi lintas sektor.

BACA JUGA: Disperkimtan Kabupaten Bekasi Kolaborasi Tata Kawasan Kumuh

“Terima kasih kepada pemerintah daerah yang telah memberikan apresiasi. Sipatuh ini merupakan inovasi yang mencoba menangani kawasan kumuh dengan sistem terintegrasi, melibatkan berbagai unsur seperti pemerintah, akademisi, masyarakat, dan media,” ujar Nurchaidir.

Melalui Sipatuh, masyarakat dapat mengakses aplikasi dan menginput kebutuhan atau permasalahan di wilayah kumuh secara langsung. Data yang masuk kemudian akan menjadi acuan bagi para pemangku kepentingan untuk menindaklanjuti sesuai kewenangan masing-masing.

“Contohnya, di Jatimulya, jika ada kebutuhan jalan lingkungan, maka pihak kami yang menindaklanjuti. Jika terkait pemadam kebakaran, maka Damkar yang akan mengeksekusi. Untuk masalah kesehatan, Dinas Kesehatan yang menangani. Ada tujuh indikator yang kami integrasikan bersama,” jelasnya.

Aplikasi Sipatuh mulai dijalankan pada tahun 2025 dan saat ini masih dalam tahap pengembangan. Meski demikian, Nurchaidir optimistis sistem ini akan memberikan manfaat nyata.

“Harapannya, masyarakat bisa memanfaatkan aplikasi ini untuk menyampaikan kebutuhan di lingkungannya, terutama di kawasan kumuh. Dengan begitu, penanganan bisa lebih cepat, tepat, dan kolaboratif,” tandasnya. (and/*)

Read Entire Article
Tenaga Kerja | | | |