5 hours ago
4
AMBRUK: Juju (74), warga Teluk Pucung, Bekasi Utara, berdiri di bawah atap rumahnya yang ambruk
RADARBEKASI.ID, BEKASI – Hujan deras disertai angin kencang kembali menelanjangi persoalan klasik di kawasan permukiman padat Kota Bekasi: rapuhnya infrastruktur perumahan warga. Pada Selasa (23/4) sore sekitar pukul 16.00 WIB, atap rumah milik Juju (74), warga Teluk Pucung, Bekasi Utara, ambruk seketika. Beruntung, ia bersama cucu dan anaknya berhasil menghindar hanya beberapa detik sebelum reruntuhan menimpa ruang tengah tempat mereka semula duduk.
“Tadinya duduk di ruang tengah, tapi hujannya gede banget. Saya ajak pindah ke kamar. Baru duduk di kamar, langsung ‘gubrak’ ambruk semua,” cerita Juju saat ditemui, Rabu (24/4) siang.
Rumah yang telah berdiri sejak 1994 itu memperlihatkan kerusakan parah. Plafon dari anyaman bambu hancur, kayu-kayu penyangga lapuk, dan sisa reruntuhan masih berserakan. Dari penampakan rumah dan kondisi ekonomi keluarga, tampak jelas bahwa Juju hidup dalam keterbatasan.
Pasca kejadian, Lurah Teluk Pucung datang meninjau langsung kondisi rumah, sekaligus membawa bantuan pangan dan meminta dokumen penting seperti KTP dan KK sebagai syarat administratif untuk pengajuan bantuan lanjutan.
Sementara itu, Sekretaris Camat Bekasi Utara, Ahmad Apandi, memastikan bahwa pemerintah setempat tidak tinggal diam. Upaya penanganan darurat telah dilakukan, dan koordinasi tengah berlangsung dengan Baznas serta Dinas Sosial untuk memberikan bantuan lebih lanjut.
“Alhamdulillah tidak ada korban jiwa. Tapi tentu saja ini menjadi perhatian serius, kami tengah upayakan bantuan segera,” ujar Apandi.
Ia juga menyebutkan bahwa dalam jangka panjang, rumah Juju akan diusulkan untuk masuk dalam Program Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) Kota Bekasi. Namun, untuk saat ini, penanganan bersifat darurat masih bergantung pada kecepatan birokrasi dan dukungan dari lembaga terkait.(sur)
