Agar Selamat dari Akhir yang Buruk

2 months ago 42

Oleh: Achmad Muwafi, Lc

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Seorang muslim selalu meminta perlindungan kepada Allah swt dari kematian yang buruk (su’ul khatimah). Kematian yang buruk ini memiliki sebab yang harus dihindari oleh setiap muslim. Di antara sebab utamanya adalah berpaling dari agama Allah dan terus menerus dalam berbuat maksiat.

Imam Mujahid seorang tabi’in menuturkan, “Barang siapa meninggal dunia, maka akan datang di hadapan dirinya orang yang satu majlis (teman bergaul) dengannya. Apabila ia biasa duduk menghabiskan waktu dalam kesia-siaan, maka itulah yang akan menjadi teman di tatkala sakaratul maut.

Sebaliknya, apabila dalam kehidupannya ia selalu bersama dengan ahli dzikir (orang-orang yang senantiasa mengingat Allah), maka itulah yang menjadi teman yang akan menemaninya saat sakaratul maut.”

Imam Ibnu Katsir mengatakan, “Sungguh siapa saja yang hidup di atas suatu kebiasaan tertentu, ia pun akan diwafatkan di atas kebiasaan tersebut.”

Maka dari itu seorang muslim hendaknya untuk membiasakan dengan melakukan kebaikan-kebaikan yang dapat mendekatkan dirinya kepada ridha Allah swt, karena kematian yang akan datang kapan saja mengikuti kebiasaan saat hidupnya. Allah swt berfirman, “Dan setiap umat mempunyai ajal (batas waktu).

Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun.” (QS. Al-A’raf ayat 34)

Ibnu Utsaimin menyatakan bahwa manusia selalu dalam keadaan bahaya, karena kamatiannya selalu mengintai dan tidak ada yang tahu kapan waktunya tiba. Kematian akan datang tiba-tiba walaupun seseorang saat itu sedang melakukan aktifitas sehari-hari.

Terdapat kisah inspiratif yaitu salah saeorang sahabat yang bermana Sa’ad Bin Mu’adz. Beliau merupakan pemimpin suku Aus yang merupakan sahabat Anshar di Madinah. Beliau selalu berkompetisi dalam beramal kebaikan sehingga terpilih menjadi orang yang dicintai oleh Allah SWT.

Salah satu keistimewaannya adalah terguncangnya Arsy waktu kematiannya. Hal ini disebutkan dalam hadist yang diriwayakan oleh Imam Muslim, “Tatkala jenazah Sa’ad bin Mu’adz di hadapan mereka, Arsyanya Allah dzat Penyayang menjadi berguncang.”

Kisah ini menjadi motivasi bagi seorang muslim agar menjalani kehidupan yang singkat di dunia ini dengan berbuat amal shalih agar ketika ajal tiba, ia berada dalam keadaan yang baik. (*)

Penulis merupakan Pengasuh Pondok Pesantren Mamba’ul Ulum Bekasi, Pengurus Pusat Ikatan Dai Indonesia (IKADI), Kepala SMPIT Baitul Halim Bekasi

Read Entire Article
Tenaga Kerja | | | |