Beranda Berita Utama Warga Perumahan Telaga Mas Digantung Kepastian Soal Tower BTS

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Warga Jalan Telaga Elok Blok K1 RT 06 RW 13 Perumahan Mas Kelurahan Harapan Baru Kecamatan Bekasi Utara, kembali menyuarakan keresahannya terhadap keberadaan tower Base Transceiver Station (BTS) yang berdiri tepat di atas salah satu rumah warga.
Dua tahun keluhan dilayangkan, namun sampai saat ini Pemerintah Kota Bekasi dinilai belum memberikan solusi nyata.
“Sudah sejak Juni 2023 kami laporkan ke Dinas Tata Ruang (Distaru), tapi sampai sekarang hanya ditinjau-tinjau saja, tidak ada kejelasan. Warga digantung tanpa kepastian,” tegas Ketua RT 06, Rosadi, saat ditemui di lokasi, Rabu (16/4).
Tower berukuran besar yang berdiri mencolok di atap rumah itu, menurut warga, tidak hanya menimbulkan keresahan dari sisi keselamatan, tapi juga mengganggu kenyamanan lingkungan.
Beberapa kali sambaran petir saat hujan deras disebut mengenai struktur tower, menyebabkan kerusakan peralatan elektronik warga.
BACA JUGA: Warga Perumahan Telaga Mas Desak Pemkot Bekasi Bongkar Tower BTS
“Lampu mati, set top box rusak, bahkan panel tower sempat padam dan mengundang teknisi dari luar masuk ke permukiman. Itu jelas mengganggu,” kata Rosadi.
Warga menuntut agar tower tersebut dibongkar karena dinilai membahayakan, baik dari sisi potensi sambaran petir maupun kekhawatiran terhadap konstruksi bangunan yang dijadikan tempat berdirinya menara.
Namun di sisi lain, Kepala Distaru Kota Bekasi, Dzikron, berdalih bahwa pembangunan tower di atas bangunan seperti rumah toko (ruko), apartemen, atau tempat ibadah adalah hal umum—selama memenuhi standar teknis dan konstruksi.
BACA JUGA: Pemkot Bekasi Evaluasi Izin Tower BTS di Perumahan Telaga Mas
“Pemasangan tower di atas bangunan itu sudah biasa. Tapi tentu harus ada perhitungan teknis, apakah struktur bangunannya kuat atau tidak. Kalau tidak kuat, ya harus diperkuat dulu,” ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya, Gedung Biru Pemkot Bekasi, Jumat (14/2).
Meski demikian, hingga berita ini diturunkan, Distaru hanya menyatakan masih dalam proses peninjauan lokasi. Belum ada langkah konkret atau keputusan yang mampu menjawab kegelisahan warga.
Minimnya respon cepat dari pemerintah membuat warga khawatir masalah ini akan berujung pada insiden serius. Mereka mendesak Pemkot Bekasi untuk turun tangan langsung sebelum jatuh korban atau kerusakan yang lebih besar terjadi.
“Jangan tunggu sampai ada musibah dulu baru pemerintah bergerak,” pungkas Rosadi dengan nada kecewa. (rez)