
RADARBEKASI.ID, BEKASI – Gold’s Gym Indonesia secara mendadak mengumumkan penutupan sejumlah klubnya di Tanah Air, termasuk cabang Grand Metropolitan Mall Bekasi, efektif 30 Juni 2025.
Pengumuman ini disampaikan melalui email kepada member pada 2 Juni 2025, dengan alasan transisi manajemen ke UFC Gym Indonesia.
Meski begitu, manajemen menyatakan bahwa anggota tetap dapat mengakses lima cabang Gold’s Gym lainnya mulai 6 Juni tanpa biaya tambahan. Kelima lokasi tersebut berada di The Breeze BSD dan Bintaro Jaya Xchange (Tangerang Selatan), Mall of Indonesia dan Baywalk Pluit (Jakarta Utara), serta Ciputra World (Surabaya).
Sontak saja, keputusan ini memicu protes. Sejumlah member merasa dirugikan, terutama yang baru saja memperpanjang keanggotaan.
BACA JUGA: Pecah Kaca Mobil di Bekasi Timur, Laptop Berisi Dokumen Penting Raib
Y, salah satu member, mengaku baru memperpanjang keanggotaan untuk dirinya, pasangan, dan anaknya seharga Rp20 juta—belum genap sebulan digunakan.
“Ini jelas merugikan. Kalau memang mau tutup, kenapa masih promosi perpanjangan?,” protesnya, Selasa (10/6).
Ia juga kecewa karena opsi klub pengganti terlalu jauh. “Kami memilih Grand Metropolitan karena dekat rumah. Sekarang disuruh ke BSD? Tidak masuk akal,” tambahnya.
Y mendesak pengembalian dana, tetapi upayanya menghubungi layanan pelanggan tidak membuahkan hasil. “CS hanya memberi jawaban standar, tidak ada kejelasan,” keluhnya.
Radar Bekasi mencoba meminta konfirmasi ke staf Gold’s Gym di Grand Metropolitan Mall, tetapi mereka menolak berkomentar. Hingga berita ini turun, baik Gold’s Gym maupun UFC Gym Indonesia belum memberikan tanggapan resmi terkait tuntutan refund.
Sementara itu, dalam email resminya, manajemen menawarkan benefit perpanjangan gratis dan free membership tiga bulan bagi member yang memperbarui data. Namun, bagi member seperti Y, tawaran ini dinilai tidak adil.
Gold’s Gym, jaringan fitness internasional asal AS, memang sedang melakukan restrukturisasi di Indonesia. Namun, kurangnya transparansi dalam proses ini menuai kritik.
“Perusahaan besar harusnya lebih profesional. Kami tidak mau dijadikan korban keputusan sepihak,” tegas Y.
Sejumlah member lain di Bekasi juga dilaporkan mengalami nasib serupa. Mereka berencana mengajukan gugatan bersama jika tuntutan pengembalian dana tidak dipenuhi. (rez)