Beranda Berita Utama 48 Juta Ton Makanan Terbuang Tiap Tahun, Pemkab Bergerak lewat "Ali Topan"
RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi mulai menggalakkan program Aksi Peduli Setop Boros Pangan atau dikenal sebagai “Ali Topan”.
Program ini merupakan bagian dari dukungan terhadap kebijakan nasional dalam penyelamatan pangan dan pengurangan sisa makanan. Dalam sosialisasi yang digelar, hadir pelaku usaha dari sektor perhotelan, restoran, dan katering.
Analis Ketahanan Pangan Badan Pangan Nasional, Febriana Cholida, menyampaikan keprihatinan atas data yang menunjukkan sebanyak 48 juta ton makanan terbuang setiap tahun di Indonesia.
“Masyarakat Indonesia masih banyak yang melakukan pemborosan pangan. Salah satunya saat mengambil makanan terlalu banyak, namun tidak dihabiskan atau sisa makanan terbuang,” kata Febriana saat sosialisasi setop pemborosa pangan yang diikuti
pelaku usaha yang bergerak di bidang perhotelan, restoran, dan katering, Kamis (24/4).
Ia menambahkan, pemborosan pangan tidak hanya berdampak pada ketahanan pangan, tetapi juga menyumbang pada tonase sampah nasional.
“Secara ekonomi, kerugian dari makanan yang terbuang mencapai Rp551 triliun per tahun. Padahal itu bisa memberi makan 125 juta orang setahun,” jelasnya.
Febriana juga mendorong keterlibatan perusahaan dalam gerakan ini, karena dinilai dapat meningkatkan citra positif perusahaan di mata publik.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bekasi, Imam Santoso, mengakui pihaknya belum memiliki data jumlah makanan terbuang di wilayahnya.
“Program ini baru dimulai tahun ini. Kegiatan ini baru kami sampaikan kepada pengusaha yang bergerak di bidang makanan, setelah kepada masyarakat,” ucapnya.
Di Provinsi Jawa Barat, baru lima daerah yang menjalankan program ini, yaitu Kota Sukabumi, Kota dan Kabupaten Bogor, Kabupaten Cirebon, serta Kabupaten Bekasi.
“Kami ingin menghidupkan kembali pesan orang tua: makan harus dihabiskan. Bahkan Rasulullah pun mengingatkan agar tidak menyisakan satu butir nasi pun,” tambah Imam.
Program Ali Topan mencakup pencegahan food loss dan food waste, pendonasian makanan berlebih, serta pemanfaatannya untuk pakan ternak dan kompos, demi mengurangi beban Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Salahsatu pelaku usaha katering, Mahfud Mediantoro dari Dapur Gadis, menyampaikan pihaknya juga mendukung program ini.
Menurutnya, setiap hari pihaknya menerima pesanan sekitar 1.200 hingga 1.500 porsi dari perusahaan. Meski sebagian besar makanan habis dikonsumsi, tetap ada yang tersisa.
“Untuk memaksimalkan pemanfaatan dan mendukung program pemerintah, kami bekerja sama dengan pengusaha ikan, seperti peternak lele dan patin. Dengan begitu, sisa makanan tetap bernilai ekonomis dan tidak terbuang sia-sia,” ucapnya. (and)