Beranda Cikarang Warga Kampung Gabus Mengais Rezeki di Tengah Banjir dengan Jasa Ojek Gerobak

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Banjir akibat luapan anak sungai Kali Bekasi sejak Selasa (4/3) hingga Rabu (5/3) dimanfaatkan sebagian warga Kampung Gabus Desa Srimukti Kecamatan Tambun Utara, untuk mengais rezeki.
Warga menawarkan jasa ojek gerobak bagi pengendara sepeda motor dan pejalan kaki yang tidak ingin basah terkena banjir. Jalan Raya Gabus merupakan penghubung antara Tambun Selatan, Tambelang, Sukatani, dan wilayah utara lainnya. Selain menggunakan gerobak kayu modifikasi, beberapa warga juga memanfaatkan traktor untuk mengangkut sepeda motor, meskipun mesin traktor tidak dinyalakan dan tetap didorong. Setiap jasa ojek gerobak melibatkan empat hingga lima orang yang bertugas mendorong dan menaikkan turun sepeda motor dengan jarak sekitar 500 meter.
Odeng (40), salahsatu warga Desa Srimukti, mengaku baru sehari menjadi pengangkut sepeda motor. Dalam satu perjalanan, ia bersama empat rekannya mengenakan tarif Rp50 ribu untuk satu sepeda motor beserta pengendaranya.
BACA JUGA: Banjir di Tambun Utara, Polisi Beri Akses Tol Cibitung-Cilincing untuk Pengendara Motor
“Sebelumnya kerjaan saya serabutan, kuli-kuli. Sekarang manfaatin banjir sambil nolongin orang-orang nyeberang. Tarifnya Rp50 ribu satu motor sama satu orangnya,” ucap Odeng kepada Radar Bekasi di Tambun Utara, Rabu (5/3).
Odeng mengungkapkan bahwa hasil dari mengangkut kendaraan ini akan dibagi berlima. Selama banjir menggenangi Jalan Raya Gabus, ia dan rekannya akan terus menawarkan jasa ojek gerobak.
“Hasilnya dibagi rata buat jajan dan belanja keperluan dapur. Jangan sampai pulang dimarahin istri gak dapat duit,” ungkapnya.
Selain Odeng, Horen (31), warga Gabus Bulak, juga memanfaatkan momen banjir untuk menawarkan jasa serupa. Horen sudah menjajakan jasanya sejak Selasa (4/3) dan bersama tiga rekannya. Pada hari pertama, ia mendapat uang Rp700 ribu.
“Kemarin dapat Rp700 ribu. Hari ini gak tau dapat berapa. Usaha ini kalau lagi ada banjir aja,” terang Horen.
Dalam sehari, Horen bisa mengangkut hingga 30 sepeda motor. Baik Horen maupun Odeng mengandalkan jasa ojek gerobak ini untuk mencari penghasilan, karena rumah mereka juga terdampak banjir.
Sementara itu, bantuan dari pemerintah daerah belum diterima. Terkadang, Horen mengakui ada orang yang menawar lebih rendah dari tarif, namun ia tetap memberikan bantuan.
“Kadang ada yang nawar Rp30 ribu enggak apa-apa kita kasih karena nolong, kita ngertiin karena mungkin enggak ada duit,” tambah Horen.
Horen bersama tiga rekannya memang kerap memburu jalan-jalan banjir di wilayah Tambun Utara untuk menawarkan jasa ojek gerobak. Ia telah melakukannya sejak 2020. Pada 2020 lalu, Horen mendapat uang Rp2,5 juta dari hasil mengangkut kendaraan di Jalan Raya Pisangan. (ris)