Usai Anak-anak jadi Korban Asap, Pengusaha Arang Jatiluhur Setuju Berhenti

2 days ago 13

Beranda Berita Utama Usai Anak-anak jadi Korban Asap, Pengusaha Arang Jatiluhur Setuju Berhenti

Lurah Jatiluhur, Muhidin Asegap saat mengunjungi aktivitas usaha arang. FOTO: ISTIMEWA

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Setelah serangkaian pertemuan antara pengusaha arang dan warga terdampak, akhirnya tercapai kesepakatan yang dianggap sebagai solusi terbaik bagi kedua belah pihak.

Pengusaha arang yang selama ini dikeluhkan karena asap pembakaran  menyebabkan gangguan pernapasan pada anak-anak sepakat untuk menghentikan usahanya dan beralih ke bidang usaha baru.

Lurah Jatiluhur, Muhidin Asegap, mengungkapkan bahwa kesepakatan itu dicapai setelah diskusi intens antara pengusaha arang, warga, dan pihak kecamatan.

“Kami sudah melakukan pertemuan antara warga, pengusaha arang, saya, dan Pak Camat. Hasilnya adalah win-win solution. Pengusaha arang setuju untuk menghentikan usahanya, dan warga pun siap memberikan kompensasi agar pengusaha tersebut bisa membuka usaha baru,” ujarnya, Senin (15/4).

BACA JUGA: Anak-anak di Jatiluhur jadi Korban Asap Pembakaran Arang 

Muhidin menjelaskan, sebagai bagian dari kesepakatan, warga cluster sekitar lokasi pembakaran arang menawarkan kompensasi untuk membantu pengusaha tersebut beralih profesi.

Besaran kompensasi ini, lanjutnya, akan disepakati lebih lanjut dengan warga di dua cluster yang berada di dekat lokasi usaha arang.

“Insya Allah sudah clear. Semua pihak sepakat dan akan menjalankan solusi ini dengan itikad baik,” kata Muhidin, menambahkan bahwa proses transisi ini diharapkan dapat berjalan lancar.

Sebagai bagian dari perubahan ini, pengusaha arang yang dikenal dengan nama Mang Kaih, akan memulai usaha baru di bidang penjualan buah.

Bahkan, warga juga berencana untuk memberikan modal usaha bagi pengusaha tersebut. Tak hanya itu, Wali Kota Bekasi juga turut menawarkan produk UMKM seperti cilok untuk dijadikan sebagai produk dagangan baru.

“Semuanya sudah sepakat, pengusaha arang akan beralih menjadi penjual buah dan cilok. Semoga kesepakatan ini bisa menjadi solusi dan mengakhiri permasalahan yang selama ini terjadi di wilayah ini,” tukas Muhidin.

Kesepakatan ini diharapkan bisa menyelesaikan persoalan lingkungan dan sosial yang telah mengganggu kenyamanan warga selama berbulan-bulan.

Kini, dengan adanya solusi yang win-win, diharapkan tidak ada lagi pembakaran arang yang mengancam kesehatan dan kenyamanan warga sekitar.(pay)

Read Entire Article
Tenaga Kerja | | | |