Siswa SDN di Pondokgede Dirundung Temannya, Wali Kota Bekasi Siapkan Pendampingan Psikologis

1 week ago 19

Beranda Berita Utama Siswa SDN di Pondokgede Dirundung Temannya, Wali Kota Bekasi Siapkan Pendampingan Psikologis

Seorang siswa SDN wilayah Pondokgede Kota Bekasi, berinisial Z (10), mengalami pergeseran tulang di bagian pundak usai diduga menjadi korban perundungan di lingkungan sekolahnya. FOTO: TANGKAPAN LAYAR

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Seorang siswa SDN di wilayah Pondokgede Kota Bekasi, diduga menjadi korban perundungan oleh empat teman sekelasnya.

Insiden terjadi di dalam ruang kelas pada Jumat (16/5) dan menyebabkan korban yang masih berusia 10 tahun mengalami memar serta pergeseran tulang di bagian pundak.

“Pinggang memar biru, di paha juga. Hasil diagnosa dokter, tulang di pundaknya bergeser akibat pukulan,” ujar ibu korban, Amelia, saat dikonfirmasi wartawan, Senin (9/6).

Peristiwa bermula dari nasihat sang ibu kepada korban sehari sebelumnya, agar menghindari teman-teman yang kerap memalak uang jajannya.

Ketika korban menolak ajakan para pelaku untuk bertemu keesokan harinya, salah satu dari mereka langsung menamparnya. Korban lalu dipaksa naik ke lantai atas sekolah dan dibawa ke ruang kelas kosong.

BACA JUGA: Siswa SDN di Pondokgede Alami Pergeseran Tulang Usai Dirundung Temannya

Di dalam kelas, dua pelaku mengunci pintu sementara dua lainnya melakukan pemukulan.

“Ada dua orang yang mukul di kelas itu,” kata Amelia.

Korban melaporkan kejadian tersebut kepada orang tuanya, yang kemudian mengadukan insiden ini ke pihak sekolah. Sekolah memediasi pertemuan antara keluarga korban dan para pelaku.

Dalam mediasi disepakati penyelesaian secara kekeluargaan, dan keluarga pelaku berjanji menanggung biaya pengobatan.

Namun, Amelka menyayangkan janji tersebut belum ditepati.

BACA JUGA: Tiga Bulan, Tujuh Kasus Perundungan di Kota Bekasi

“Belum dibayar itu sekitar Rp400 ribu sampai Rp500 ribu, belum termasuk biaya terapi ortopedi,” ujarnya.

Ia menekankan pentingnya tanggung jawab dari keluarga pelaku, karena kondisi anaknya masih memerlukan perawatan khusus agar tulang pundaknya kembali normal.

“Harus ada tanggung jawab karena anak saya masih kecil dan butuh terapi supaya tulangnya bisa pulih,” tambahnya.

Selain mengalami kekerasan fisik, korban juga disebut sering dipalak oleh teman-temannya. A mengaku sempat curiga karena uang jajan anaknya sebesar Rp20 ribu per hari sering habis tanpa alasan jelas.

“Anak saya akui sendiri, dia sering diminta uang oleh mereka. Itu saya tahu sehari sebelum kejadian,” jelas A.

Sementara, Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, menyatakan pihaknya akan memberikan pendampingan psikologis terhadap korban dan para pelaku. Menurutnya, pemulihan trauma tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat.

BACA JUGA: Kasus Perundungan Siswi di Jatiasih Berakhir Damai

“Kita lakukan pendampingan psikologis untuk korban dan pelaku agar bisa memulihkan kepercayaan diri dan mengatasi trauma. Proses ini akan berlangsung dalam lebih dari 15 sesi,” kata Tri.

Ia juga telah meminta Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kota Bekasi untuk memberikan pendampingan hukum dan edukasi kepada keluarga korban.

“KPAD juga sudah diminta turun tangan untuk memberikan pendampingan hukum dan edukasi, termasuk kepada keluarga korban,” pungkasnya.(rez)

Read Entire Article
Tenaga Kerja | | | |