
RADARBEKASI.ID, BEKASI – Hari kedua Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 13 Bekasi menjadi pengalaman tak biasa bagi 180 siswa baru Bukan sekadar pengenalan lingkungan, mereka justru dilatih menghadapi situasi darurat simulasi gempa bumi, Selasa (15/7).
Kegiatan ini merupakan bagian dari program “Tagana Masuk Sekolah” yang digelar oleh Tagana Kementerian Sosial melalui Tagana Center, bekerja sama dengan Tagana Kota Bekasi.
“Kami dari Tagana, kegiatan ini adalah kerja sama antara Tagana Kemensos, dalam hal ini Tagana Center, dan dibantu oleh teman-teman Tagana Kota Bekasi,” ujar Yulius Arianto Daud, Petugas Pusat Pengendali Operasi Tagana Center.
BACA JUGA: Suasana Haru Warnai Hari Pertama Sekolah Rakyat
Sebelum simulasi digelar, tim terlebih dahulu melakukan kajian risiko bencana terhadap gedung sekolah. Setelah itu, para siswa diberi pembekalan materi dan langsung mempraktikkan teknik evakuasi sederhana termasuk menggunakan sprei dan kursi sebagai alat bantu penyelamatan.
“Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan pemahaman ke siswa-siswi sekolah rakyat agar mereka tahu, paham, bilamana terjadi kegiatan darurat, mereka tahu apa yang mereka lakukan,” lanjut Yulius.
Salah satu teknik yang diperagakan adalah membawa korban menggunakan sprei, benda sederhana yang dianggap paling dekat dan mudah dijangkau di lingkungan mereka.
“Kenapa sprei? Karena itu adalah hal yang paling dekat dengan mereka. Jadi apabila ada temannya terlihat perlu dievakuasi, sprei itu kami peragakan. Tapi dengan teknik yang baik dan benar,” jelasnya.
BACA JUGA: Pesan Wakil Wali Kota Bekasi: MPLS Harus Edukatif dan Menyenangkan
Teknik lainnya adalah menggunakan kursi sebagai alat bantu evakuasi, terutama untuk korban yang tidak bisa berjalan sendiri.
Menariknya, di tengah sesi simulasi, sekolah mendapat kunjungan langsung dari Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof Mukti. Kehadirannya disambut hangat oleh para siswa dan guru, tanpa mengganggu jalannya agenda MPLS.
“Hari ini memang materinya mitigasi bencana. Ketika sedang acara, Pak Menteri datang, jadi rundown-nya tidak berubah, tetap sesuai dengan rencana kegiatan hari kedua,” terang Lastri Fajarwati, Kepala SRMA 13 Bekasi.
Lastri menyebut, dalam arahannya, Menteri meminta para siswa untuk percaya diri, berani tampil, dan menggali potensi diri semaksimal mungkin.
BACA JUGA: MPLS 2025 Diubah! Siswa SD Jalani Lebih Lama dari SMP dan SMA
“Pesan beliau, anak-anak harus percaya diri, mengoptimalkan potensi yang ada, mengembangkan bakat dan minat agar bisa mencapai cita-citanya serta menjadi agen perubahan bagi keluarganya,” kata Lastri.
Selain materi mitigasi bencana, MPLS di SRMA 13 juga menghadirkan berbagai lembaga eksternal. Ada dari Kodim untuk materi bela negara, Kemenag untuk keagamaan dan pencegahan pernikahan dini, serta sesi motivasi dan penguatan karakter dari berbagai narasumber.
“Kegiatan MPLS ini kami rancang tidak hanya mengenalkan lingkungan, tapi juga membekali anak-anak dengan nilai kedisiplinan, tangguh menghadapi situasi sulit, serta kesiapan mental sebagai siswa berasrama,” tutup Lastri.(rez)