Simak, Tradisi Dunia Menyambut Bulan Suci Ramadan

2 weeks ago 26

Beranda Ramadan Simak, Tradisi Dunia Menyambut Bulan Suci Ramadan

Ilustrasi suasana pasar di bulan Ramadan. Foto freepik.

RADARBEKASI.ID, BEKASI –  Ramadan bukan hanya bulan di mana semua umat Muslim di seluruh dunia menjalankan ibadah puasa. Tetapi juga banyak kegiatan di berbagai belahan dunia menyambut bulan penuh kemuliaan ini sehingga membuatnya lebih meriah.

Di Indonesia, kita sering melakukan berbagai tradisi khusus Ramadan, seperti ngabuburit dan berburu takjil.

Selain itu, kebiasaan Ramadan di negara lain, tentunya memiliki perbedaan di setiap negara mereka memiliki cara yang berbeda untuk merayakan bulan suci.

BACA JUGA: Hari Ini Kemenag Sidang Isbat Penentuan Awal Ramadan 1446 H

Berikut beberapa tradisi yang dimiliki setiap negara, dilansir dari Karam Foundation pada Jumat (28//2/2025).

1. Mesir. Lentera Fanoos, Simbol Keceriaan Ramadan

Di Mesir, Ramadan identik dengan lentera fanoos yang menghiasi jalanan. Lentera-lentera ini melambangkan kebersamaan dan kegembiraan sepanjang bulan suci.

Tradisi ini berakar dari peristiwa sejarah saat Khalifah Fatimiyah Moaezz El-Din El-Allah memasuki Kairo pada hari kelima Ramadan tahun 358 Hijriah (969 Masehi).

Kala itu, warga Mesir menyambutnya dengan lilin di tangan, menerangi jalan bagi pasukan yang tiba saat senja.

Sejak saat itu, lentera fanoos menjadi simbol Ramadan di Mesir yang terus bertahan hingga kini.

2. Turki. Gema Gendang Sahur yang Menghidupkan Kota

Turki memiliki cara unik untuk membangunkan warganya saat sahur. Lebih dari 20.000 penabuh gendang, atau yang dikenal sebagai “davulcusu”, akan berkeliling kota sambil memainkan ritme khas di tengah malam.

Tak hanya itu, mereka juga mengenakan busana tradisional Ottoman, seperti fez dan rompi, menambah nuansa historis dalam tradisi ini.

Untuk menjaga warisan budaya ini, pemerintah Turki bahkan memberikan kartu keanggotaan resmi kepada para penabuh gendang sebagai bentuk penghargaan sekaligus dorongan bagi generasi muda agar tetap melestarikannya.

3. Uni Emirat Arab. Haq Al Laila, Perayaan Ramadan bagi Anak-Anak

Di Uni Emirat Arab, anak-anak menyambut Ramadan dengan tradisi Haq Al Laila, yang berlangsung pada 13, 14, dan 15 Ramadan.

Tradisi ini mirip dengan Halloween versi Ramadan, di mana anak-anak berpakaian cerah dan berkeliling lingkungan untuk mengumpulkan permen.

Sambil membawa tas kain khusus, mereka menyanyikan lagu tradisional “Aaatona Allah Yutikom, Bait Makkah Yudikum”, yang bermakna permohonan berkah dan doa untuk bisa mengunjungi Mekah.

4. Maroko. Nafar, Sang Pembawa Pesan Sahur

Di Maroko, warga sahur akan dibangunkan oleh seorang “nafar”, seorang pria yang bertugas berkeliling kota sambil meniup terompet dan melantunkan doa-doa merdu.

Nafar biasanya dipilih dari kalangan yang dikenal jujur dan memiliki empati tinggi.

Mengenakan gandora, sandal khas, dan topi tradisional, seorang nafar menghidupkan kembali kisah sahabat Nabi Muhammad yang dahulu membangunkan umat Islam untuk sahur dengan cara serupa.

5. Suriah. Midfa al Iftar, Tembakan Meriam Penanda Berbuka

Di Suriah, waktu berbuka puasa ditandai dengan dentuman meriam dalam tradisi Midfa al Iftar.

Tradisi ini bermula sekitar 200 tahun lalu di Mesir, saat penguasa Ottoman bernama Khosh Qadam secara tidak sengaja menembakkan meriam saat matahari terbenam.

Warga yang mendengar ledakan itu mengira sebagai tanda berbuka puasa, dan sejak saat itu, kebiasaan ini diadopsi oleh negara-negara lain seperti Suriah dan Lebanon. (cr1)

Read Entire Article
Tenaga Kerja | | | |