Sejarah Ramadan dan Makna yang Terkandung di Dalamnya

2 weeks ago 24

Beranda Ramadan Sejarah Ramadan dan Makna yang Terkandung di Dalamnya

Ilustrasi bulan Ramada. Foto: freepik.

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Bulan Ramadan bukan sekadar bulan dalam kalender Islam, tetapi juga menjadi momen istimewa bagi umat Muslim di seluruh dunia untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Di bulan kesembilan dalam kalender Hijriyah ini, kaum Muslim menjalankan ibadah puasa sebagai bentuk pengendalian diri dari hawa nafsu dan refleksi spiritual.

Sejak fajar hingga senja, mereka menahan diri dari makan, minum, serta hal-hal yang membatalkan puasa, sembari memperbanyak ibadah, membaca Alquran dan meningkatkan kepedulian sesama makhluk hidup.

BACA JUGA: Tips Mudah Khatam Alquran 30 Juz Sebulan Ramadan

Sejarah Ramadan

Dilansir dari JawaPos, menurut laman Muslim Aid dan Kemenag, secara historis bulan Ramadan diyakini mulai diresmikan sebagai bulan puasa pada tahun 622 M, ketika Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya bermukim di Madinah.

Kata “Ramadan” sendiri berasal dari akar kata Arab yang berarti “panas membakar,” mencerminkan tantangan fisik dan spiritual yang harus dihadapi selama menjalani ibadah ini.

Ajaran dan Makna Ramadan

Dalam ajaran Islam, puasa di bulan Ramadan bukan hanya sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga melatih kesabaran, meningkatkan rasa syukur, serta menumbuhkan empati terhadap mereka yang kurang beruntung.

Ibadah Ramadan

Meskipun berpuasa diwajibkan bagi seluruh Muslim yang memenuhi syarat, Islam juga memberikan keringanan bagi mereka yang memiliki kondisi tertentu, seperti orang sakit, lansia, atau ibu hamil, dengan menggantinya di lain waktu atau membayar fidyah.

Selain itu, di bulan penuh berkah ini, umat Muslim dianjurkan untuk menunaikan zakat fitrah sebagai wujud kepedulian terhadap sesama.

Tujuan Berpuasa Ramadan

Keistimewaan Ramadan juga tercermin dalam berbagai tradisi, seperti berbuka puasa dengan kurma, sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Di malam harinya, umat Muslim menjalankan salat tarawih, sebuah ibadah yang semakin memperkuat ikatan spiritual pada bulan suci Ramadan.

Lebih lanjut, bulan ini juga menjadi momentum bagi umat Islam untuk saling berbagi, mempererat silaturahmi, dan mengasah kepedulian sosial. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh An-Nasa’i,

‎‫عن أبي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وسلَّم: أَتَاكُمْ شَهْرُ رَمَضَانَ ، شَهْرٌ مُبَارَكٌ ، فَرَضَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ ، تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ ، وَ تُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ ، وَتُغَلَّ ، وَفِيهِ لَيْلَةً هِيَ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ ، مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حرم. أخرجه النسائي

Artinya: Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Telah datang kepada kalian Ramadan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan atas kalian berpuasa padanya. Pintu-pintu surga dibuka padanya. Pintu-pintu Jahim (neraka) ditutup. Setan-setan dibelenggu. Di dalamnya terdapat sebuah malam yang lebih baik dibandingkan 1000 bulan. Siapa yang dihalangi dari kebaikannya, maka sungguh ia terhalangi.” (Hadis shahih, dan diriwayatkan oleh An –Nasa’i)‎. (cr1)

Read Entire Article
Tenaga Kerja | | | |