SDN Buni Bakti 04 yang Sempat Disorot Presiden Prabowo Kerap Kebanjiran, tapi Pembangunan Ruang Kelas Baru Belum Jelas

21 hours ago 5

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Kebutuhan ruang kelas baru di SDN Buni Bakti 04 di Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi sangat mendesak. Namun, pembangunan ruang kelas baru di sekolah ini belum jelas.
Dinas Pendidikan masih menunggu kepastian apakah pembangunan tersebut akan dibiayai oleh pemerintah pusat atau daerah. Sekolah ini telah tergenang banjir selama sepekan hingga Senin (10/3).

Sekolah ini sempat menjadi sorotan setelah Presiden Prabowo Subianto menyebutkan kondisi terendamnya SDN Buni Bakti 04 saat menghubungi Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan, dari teras rumah salahsatu warga di Kampung Impres Tambun Desa Buni Bakti, Sabtu (8/3).

Pada hari pertama belajar kemarin, para siswa harus melewati genangan air yang merendam area sekolah. Genangan tersebut mulai dari gang masuk sekolah hingga lapangan upacara.

Dengan kedalaman air sekitar 30 cm, tak ada siswa yang menggunakan sepatu. Mereka memilih mengenakan sandal. Beberapa orangtua bahkan mengantar anak-anak mereka menggunakan sepeda motor. Sementara yang lainnya berjalan kaki dan menggendong anak-anaknya agar tidak basah.

Akibat luapan air dari sungai setempat, sebanyak sembilan rombongan belajar (rombel) terpaksa diungsikan. Sembilan kelas ini belajar secara bergantian di ruang perpustakaan dan ruang guru.

“Hari pertama banjir ada 9 rombel diungsikan belajar sementara di ruang perpustakaan dan ruang guru. Kelas 1 ada 3 rombel, kelas 2 ada 3 rombel, kelas 3 ada 3 rombel,” tutur Kepala SDN Buni Bakti 04, Surahwan, kepada Radar Bekasi, Senin (10/3).

Meskipun harus menghadapi genangan air, para siswa tetap semangat belajar. Begitu pula dengan para guru yang tampak antusias menyambut kedatangan murid-murid mereka. Di ruang perpustakaan dan ruang guru, para siswa belajar tanpa menggunakan meja dan kursi, mengingat ruangannya yang sempit. Berbeda dengan kelas lainnya yang berada di lantai dua.

Ruang perpustakaan dan ruang guru difungsikan sementara karena salah satu gedung sekolah masih tergenang.

“Walaupun banjir, anak-anak tetap antusias sekolah, semangat untuk belajar,” tambahnya.

SDN Buni Bakti 04 merupakan satu-satunya sekolah dasar yang terdekat dari permukiman warga di sekitarnya. Di kiri dan kanan sekolah terdapat perumahan subsidi, yang semakin bertambah dan berdampak pada kenaikan jumlah siswa setiap tahunnya.

Pada 2025, SDN Buni Bakti 04 memiliki 482 siswa. Meskipun SDN Buni Bakti 01, 02, dan 03 juga dilanda banjir, kondisi di sekolah-sekolah tersebut sudah surut beberapa hari lalu. Berbeda dengan SDN Buni Bakti 04 yang memiliki konstruksi lebih rendah daripada sungai, sehingga lebih mudah tergenang.

BACA JUGA: Sempat Disorot Presiden Prabowo, SDN Buni Bakti 04 Masih Tergenang dan Belajar Lesehan

“SDN Buni Bakti 01, 02, dan 03 sudah kering (dari banjir). Ini paling rendah,” tutur Surahwan.

Surahwan berharap, kunjungan Presiden Prabowo ke SDN Buni Bakti 04 pekan lalu bisa membawa perubahan, seperti pembangunan ruang kelas yang kini terendam dan peninggian akses jalan menuju sekolah.

“Kita berharap kunjungan bapak presiden bisa merealisasikan pembangunan untuk sekolah kami yang mana kalau hujan sebentar saja sudah masuk air karena dekat dengan kali itu,” ujarnya.

Selain itu, Surahwan juga berharap akses jembatan menuju sekolah dapat ditinggikan supaya anak-anak bisa aktif belajar normal.

Sementara, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Bekasi, Imam Faturochman, mengungkapkan ada beberapa usulan terkait pembangunan ruang kelas baru di SDN Buni Bakti 04. Usulan tersebut yakni pembangunan 10 ruang kelas baru berlantai tiga.

Hal ini dianggap perlu karena sekolah sering dilanda banjir dua hingga tiga kali setahun, yang menyebabkan siswa terpaksa diliburkan.

“Jumlah ruang kelas dan rombel perlu ditambah. Ada delapan ruang kelas, tiga bangunan lama dan lima bangunan baru,” jelas Imam.

Imam masih menunggu keputusan apakah pembangunan ruang kelas baru akan dilakukan oleh Kementerian Dikdasmen atau pemerintah daerah. Ia juga belum bisa memastikan apakah pembangunan akan dilaksanakan tahun ini atau pada 2026.

“Kami sudah bertemu dengan Kementerian Dikdasmen, yang memastikan anak-anak tetap bisa belajar. Usulan ini masih diajukan, kami menunggu apakah pembangunan bisa direalisasikan tahun ini atau 2026, tergantung anggaran yang tersedia,” tandasnya. (ris)

Read Entire Article
Tenaga Kerja | | | |