Beranda Bekasi Polisi Periksa Tujuh Saksi Terkait Ambruknya Beton Penyangga Tower Provider di Tambun

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Polisi memeriksa tujuh saksi terkait insiden ambruknya beton penyangga tower provider di Jalan Mista Raya Kavling Bumi Indah Sejahtera RT 08 RW 05 Desa Karangsatria Kecamatan Tambun Utara Kabupaten Bekasi, pada Senin (27/1). Akibat insiden tersebut, satu pekerja tewas dan enam lainnya mengalami luka-luka.
Kapolsek Tambun Selatan, Kompol Wuryanti, menjelaskan ketujuh saksi yang diperiksa antara lain para pekerja yang selamat, koordinator pekerja, dan pihak provider.
“Yang kepala tukang pada saat kejadian tidak ada di tempat, baru perjalanan terus ada kejadian dia balik lagi, terus sama satu lagi yang dari pihak provider. Kalau dari warga belum, tapi nanti untuk meminta keterangan kita jadwalkan,” ucap Kompol Wuryanti kepada awak media di lokasi kejadian, Senin (27/1) malam.
Wuryanti menambahkan, pemeriksaan terhadap saksi-saksi dilakukan untuk mengungkap penyebab ambruknya beton penyangga tower provider tersebut.
Selain itu, pihak kepolisian juga akan berkoordinasi dengan ahli konstruksi guna memastikan apakah ada kelalaian dalam proses pemasangan tower provider tersebut.
“Karena kami memerlukan keterangan dari ahli konstruksi dan perlu pemeriksaan dulu. Tentunya kita akan berkoordinasi dengan pihak-pihak yang ahli di bidangnya,” tambahnya.
Menurut Wuryanti, tower tersebut milik provider BUMN. Proyek ini dikerjakan oleh pihak ketiga.
“Kalau ini menaranya, proyeknya dari Telkomsel ya, tetapi kan ada vendor yang mengerjakan pekerjaan ini,” katanya.
Dalam proses evakuasi jasad korban tewas, petugas gabungan menghadapi beberapa kendala, terutama jalan yang sempit untuk akses kendaraan crane dan libur panjang yang menyebabkan operator crane masih libur.
Namun, Wuryanti menegaskan bahwa pihaknya juga telah melakukan upaya trauma healing untuk para korban yang selamat, agar mereka tidak mengalami trauma jangka panjang.
“Dari pihak vendor juga sudah berupaya untuk mendatangkan crane, namun terkendala karena ini hari libur panjang, jadi para operator crane ini juga masih libur. Dan terkendala lokasi sempit, jadi bener-bener cranenya tidak bisa yang ukuran besar sekali, jadi harus diukur dulu lebar jalan, sehingga kendaraannya bisa naik, bisa masuk,” terangnya.
Ia menyebut, saat insiden terjadi, terdapat tujuh pekerja di lokasi. Tiga pekerja berada di atas menara, dua pekerja tertimpa reruntuhan bangunan, sementara satu pekerja berhasil diselamatkan oleh petugas pemadam kebakaran yang datang ke lokasi sekitar pukul 11.00 WIB.
Menurutnya, kondisi para korban yang terluka sudah membaik.
“Dan yang lainnya itu tadi ada yang luka ringan dan dua orang yang mengalami shock, tetapi tadi sudah kami lakukan sedikit terapi relaksasi, akhirnya alhamdulillah dia sudah bisa lebih tenang,” ucap Wuryanti.
Berdasarkan pantauan di lapangan, Tim SAR Gabungan mulai menaiki menara dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD). Tiga personel SAR terlibat dalam upaya ini. Tali pengaman dipasang untuk menahan menara yang mulai miring. Proses evakuasi jasad korban akan dilakukan setelah petugas membongkar satu per satu besi konstruksi pada menara tersebut. (ris)