
RADARBEKASI.ID, BEKASI – Sejumlah pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di sekitar Sentra Grosir Cikarang (SGC) mengaku terpaksa membayar sejumlah uang kepada organisasi masyarakat (ormas) demi bisa berjualan. Biaya tersebut meliputi sewa lapak, kebersihan, hingga uang keamanan.
Para pedagang biasanya mulai berjualan pada malam hari, menyesuaikan waktu agar tidak mengganggu arus lalu lintas di kawasan tersebut.
“Pada prinsipnya kami hanya ingin berjualan dan mencari rezeki. Untuk berdagang juga sudah ada jamnya dengan kesepakatan tidak mengganggu lalu lintas,” kata PKL depan SGCyang namanya minta disembunyikan, Senin (26/5).
BACA JUGA: Anggota DPRD Kabupaten Bekasi Anggap Pungli PKL Sekitar SGC Sudah Biasa, Saatnya Penataan
Sejak Ketua Umum Ormas Trinusa, Rahmat Gunasin alias Boksu (47) dan empat anak buahnya ditangkap Polda Metro Jaya dalam Operasi Berantas Jaya 2025 pada Jumat (16/5), para PKL di sekitar SGC mengaku tidak lagi dimintai pungutan.
Pedagang lain yang telah berjualan selama 15 tahun di kawasan tersebut mengaku memilih berjualan di jalan karena kondisi pasar tradisional milik pemerintah sudah tidak layak.
“Pasar dulu mau direvitalisasi, tapi kami tak tahu harus jualan di mana. Akhirnya terbentuk perkumpulan PKL dan kami dikenakan biaya lapak Rp50 ribu per malam,” ungkapnya.
Ia menambahkan, seiring berjalannya waktu, lebih dari satu ormas mulai terlibat dalam pengelolaan karena adanya potensi keuntungan dari aktivitas tersebut.
“Ternyata perputaran uangnya itu lumayan, jadi semakin ke sini semakin banyak yang ingin mengelola,” ucapnya.
Berbeda dengan pedagang malam, Dicky, seorang PKL yang berjualan sejak siang hingga sore, mengaku tidak dikenakan biaya sebesar itu
“Saya cuma bayar kebersihan Rp1.000 sampai Rp2.000. Kalau dagangan laku, saya bayar. Kalau sepi ya lewat,” ucapnya.
Dicky menilai, sulitnya kondisi ekonomi masyarakat ditambah dengan belum layaknya fasilitas pasar tradisional, membuat banyak pedagang memilih berjualan di jalan.
“Sejak dari dulu Pasar Cikarang ini memang lumbung pertumbuhan ekonomi dan dulu keluarga saya memang sudah jualan di pasar,” jelasnya. (and)