Beranda Bisnis Pengobatan Penyakit Infeksi Paru Rasman Sepenuhnya Ditanggung BPJS Kesehatan

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Lebih dari satu dekade Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) telah berlangsung dan membawa dampak signifikan bagi masyarakat yang membutuhkan jaminan kesehatan yang berkualitas.
Banyak masyarakat Indonesia yang telah merasakan manfaat positif dari hadirnya program ini, salah satunya yang dirasakan oleh Rasman B. Sutara (55), peserta dari segmen Pekerja Penerima Upah (PPU) yang harus dirawat di rumah sakit karena penyakit infeksi paru.
“Saya termasuk salah satu orang yang sering berobat menggunakan BPJS Kesehatan. Sebelumnya saya melakukan tindakan Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL) di salah satu rumah sakit di kota Bekasi. Saat ini saya menjalani perawatan di rumah sakit lagi kerena kondisi saya drop, awalnya radang, batuk, demam tinggi, dan seluruh badan terasa sakit. Akhirnya saya di antar ke klinik kemudian dirujuk ke rumah sakit. Sesampainya di UGD, langsung ditangani oleh pihak rumah sakit. Dari hasil pemeriksaan rontgen, saya didiagnosis terkena penyakit infeksi paru sehingga saya harus dirawat untuk beberapa hari,” ungkap Rasman.
Rasman sempat khawatir karena pada saat itu ruang perawatan kelas 1 penuh dan akhirnya ia dititipkan di ruang perawatan kelas 2 sampai dengan ruang perawatan kelas 1-nya tersedia kembali.
Namun Rasman mengakui bahwa ruang perawatan di kelas 2 pun nyaman dan pelayanan yang diberikan sama dengan di ruang perawatan kelas 1, tidak ada diskriminasi atau kesulitan dalam mengurus administrasi lainnya.
“Waktu itu ruang perawatan kelas 1-nya penuh, sedangkan kondisi saya sudah payah sekali dan harus segera mendapatkan perawatan, jadi saya dititipkan dulu ke ruang perawatan kelas 2, yang penting saya ditanganin dulu sambil melakukan beberapa pemeriksaan lebih lanjut. Saya dititipkan di kelas 2 hanya 1 malam, keesokannya langsung saya dipindahkan ke kelas 1, sesuai dengan hak kelas saya. Setiap hari saya diuap atau dinebu dan sempat dipasang oksigen terus menerus. Menurut saya pelayanan di kelas 2 dan kelas 1 sama saja, yang membedakan hanya ruangannya saja. Alhamdulillah mulai dari pengurusan administrasi sampai dengan obat-obatan semuanya dipermudah, sehingga saya tenang selama menjalani perawatan,” ungkap Rasman.
BACA JUGA: https://radarbekasi.id/2025/03/17/ahista-merasa-tenang-di-perantauan-dengan-program-jkn-2/
Ia mengungkapkan rasa syukurnya karena pengobatan infeksi paru yang dijalaninya sepenuhnya ditanggung oleh Program JKN. Mulai dari pemeriksaan, kamar rawat inap, obat-obatan, hingga kontrol pasca perawatan, tidak perlu mengeluarkan biaya sama sekali. Ia merasa lega bisa menjalani pengobatan tanpa harus khawatir dengan biaya yang mahal.
“Saya dirawat mulai tanggal 2 Februari 2025 dan baru diperbolehkan pulang tanggal 7 Februari 2025. Selama menjalani perawatan saya sama sekali tidak mengeluarkan biaya, semua ditanggung. Selama di rumah sakit saya juga dilayani dengan baik, dokter spesialis dan perawatnya juga baik dan sangat profesional. Kalau ada yang bilang perawatan menggunakan BPJS Kesehatan itu hanya dibatasi selama 3 hari, itu tidak benar, buktinya saya dirawat sampai seminggu tidak diminta biaya tambahan apa-apa,” ungkapnya.
Rasman tak lupa menyampaikan ucapan terima kasih kepada BPJS Kesehatan karena dengan Program JKN, ia bisa sembuh dari sakitnya tanpa terbebani masalah biaya.
Menurutnya berkat BPJS Kesehatan, ia merasa lebih terlindungi dan lebih tenang dalam menjalani hidup karena kesehatannya terjamin. Namun memang ada kendala yang ia sampaikan pada saat akan keluar dari rumah sakit, tapi itu disampaikan untuk perbaikan kedepannya.
“Saya, sebagai peserta BPJS Kesehatan mengucapkan terima kasih atas dukungan dan pelayanan yang telah diberikan oleh Program JKN. Dengan adanya BPJS Kesehatan, saya bisa mendapatkan pengobatan dan perawatan yang dibutuhkan tanpa khawatir akan biaya yang tinggi. Program JKN benar-benar membantu meringankan beban kesehatan saya, terutama di saat-saat yang sulit. Berkat BPJS Kesehatan, kami merasa terlindungi dan lebih tenang karena memiliki akses ke layanan kesehatan yang berkualitas,” ujarnya.
“Namun, saya sempat mengalami kendala ketika akan keluar dari rumah sakit, saya tidak tahu bagaimana prosesnya sehingga saya harus menunggu lama sampai 4 jam untuk keluar dari rumah sakit. Ini menurut saya harus disampaikan, supaya kedepannya akan ada perbaikan. Namun secara keseluruhan program ini sudah bagus. Semoga BPJS Kesehatan terus berkembang dan semakin baik dalam memberikan pelayanan kepada seluruh masyarakat Indonesia,” tutupnya. (*)