Beranda Berita Utama Nasib TKI Asal Bekasi di Arab Saudi: Dijanjikan Sopir Malah jadi ART dan Alami Upaya Pelecehan

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Tenaga kerja Indonesia (TKI) berinisial H (40), warga Desa Sukadami Kecamatan Selatan Kabupaten Bekasi, menjadi korban janji pekerjaan yang tak sesuai di Riyadh Arab Saudi. Ia dijanjikan bekerja sebagai sopir, namun kenyataannya justru bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART).
H mengadu kepada Ketua Fraksi DPRD Kabupaten Bekasi, Nyumarno, pada 22 Februari 2025. “Mbak H menghubungi saya melalui WhatsApp,” kata Nyumarno, Rabu (5/3).
Selain masalah pekerjaan yang tak sesuai, H juga mengungkapkan adanya upaya dugaan pelecehan seksual oleh majikannya.
BACA JUGA: Disnaker Kabupaten Bekasi Ungkap Dua Penyebab Warga Sulit Dapat Kerja
“Mbak H juga mengadukan kepada saya terdapat upaya perlakuan atau pelecehan seksual juga yang dilakukan oleh majikan laki laki dan anak laki laki majikannya,” ucapnya.
Mendapatkan laporan ini, Nyumarno segera menghubungi keluarga H dan menyampaikan permasalahan ini kepada Bupati Bekasi sekaligus Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bekasi, Ade Kuswara Kunang. Atas arahan Bupati, pihaknya mengajukan pengaduan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Kementerian BPMI, dan Kementerian Luar Negeri.
“Di Kantor Kementerian Luar Negeri di Jakarta langsung diterima dan bertemu dengan Pak Judha Nugraha, Direktur Pelindungan WNI,” katanya.
Setelah pengaduan disampaikan, kata Nyumarno, Kementerian Luar Negeri segera berkoordinasi dengan KBRI di Arab Saudi untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan demi melindungi TKI di luar negeri.
“Hal ini mencakup perlindungan terhadap hak-hak kerja mereka serta jaminan perlakuan yang baik dan tidak melanggar hukum dari pemberi kerja di sana,” ujar Nyumarno.
BACA JUGA: Wacana Pergantian Sekda Kabupaten Bekasi Mencuat
Sementara itu, keluarga H, yang meminta identitasnya dirahasiakan, mengungkapkan bahwa H berangkat ke Arab Saudi pada 28 Januari 2025. H bekerja sejak awal Februari 2025 dengan beban kerja yang berat, dari pukul 06.30 hingga 21.00, seperti memasak, membersihkan rumah, dan mengepel halaman.
“Padahal H punya kemampuan mengendarai mobil dan sudah diminta foto berkendara,” kata keluarga H. Namun, ia malah dipekerjakan sebagai ART. Agensi juga menahan dokumen pribadi dan menyalahkan H atas kecelakaan jika terjadi saat tes mengemudi.
Keluarga H memohon agar pihak perwakilan RI di Riyadh dapat memfasilitasi pemulangan H dengan selamat. “Saudara saya memohon serta kiranya kami diberikan informasi perkembangannya dan dapat difasilitasi untuk pemulangan dengan selamat,” katanya. (and)