Beranda Cikarang Mendikdasmen: AI Bukan Sekadar Tren, tapi Cara Baru Belajar dan Mengajar

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Teknologi Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan serta literasi digital dinilai mampu membentuk arah baru pendidikan dasar di Indonesia.
Perkembangannya yang pesat dan mudah diakses memungkinkan siapa pun, baik pelajar maupun mahasiswa menggunakannya secara luas. Perkembangan ini pun mendorong pemerintah untuk mulai mengintegrasikan AI ke dalam sistem pembelajaran.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menyampaikan transisi dari teknologi konvensional ke AI telah mengubah cara belajar, mengakses informasi, hingga membentuk pola pikir peserta didik, khususnya generasi Z dan Alpha.
BACA JUGA: Pesan Wakil Wali Kota Bekasi: MPLS Harus Edukatif dan Menyenangkan
“AI bukan sekadar tren teknologi, tapi menjadi bagian dari cara baru dalam belajar dan mengajar. Anak-anak kita perlu dikenalkan sejak dini. Tapi untuk pelaksanaannya, (bagi sekolah) yang siap saja yang melaksanakan,” ucap Abdul saat mengisi kuliah umum bertajuk ‘The Future of Learning: How AI and Digital Literacy are Reshaping Basic Education’ di President University, Selasa (15/7).
Abdul juga menyoroti pentingnya akurasi informasi dalam teknologi AI. Menurutnya, AI tidak dapat menggantikan penelitian ilmiah dalam menghasilkan kebenaran.
Kemampuan manusia dalam meneliti tetap menjadi kunci penting di tengah perkembangan AI. Karena itu, ia mengingatkan mahasiswa agar bijak dalam menggunakan AI dan tetap mengutamakan penelitian.
Dari sisi guru sebagai pengajar, bukan berarti pendidikan berbasis AI mengganti guru dengan mesin.
BACA JUGA: MPLS 2025 Diubah! Siswa SD Jalani Lebih Lama dari SMP dan SMA
“Justru kita ingin memberdayakan guru agar bisa memanfaatkan teknologi sebagai pendukung pembelajaran yang lebih baik lagi dan tentu saja bagaimana kita memiliki generasi muda sehingga mereka bisa menguasai AI dan teknologi digital,” tambahnya.
Di sela-sela kuliah umum, Abdul juga menekankan pentingnya literasi digital. Tanpa pendampingan, penggunaan AI justru bisa menurunkan kualitas literasi. Karena itu, ia menggarisbawahi pentingnya etika dalam penggunaan teknologi ini, baik di tingkat nasional maupun internasional.
“Teknologi tidak bisa dihindari. Oleh karena itu, literasi digital menjadi kunci agar teknologi dapat digunakan secara cerdas dan tanggung jawab. Dan kreativitas sering kali merupakan awal terbukanya lapangan kerja baru. Ini saatnya untuk mengkombinasikan kreativitas dan keahlian dalam teknologi,” terangnya.
Sementara itu, Chairman Jababeka dan Founder President University, SD Darmono, menyatakan dukungannya terhadap kebijakan pendidikan nasional yang manfaatnya dirasakan langsung oleh mahasiswa dan masyarakat. Salah satunya rencana pemerintah memasukkan AI ke dalam mata pelajaran.
“Kami percaya, penggunaan AI sejak dini bisa menjadi penting buat anak-anak Indonesia menghadapi kompetisi di masa depan nanti,” tandasnya. (ris)