Keistimewaan Salat Tarawih Sepuluh Malam Pertama

1 week ago 20

RADARBEKASI.ID, BEKASI –   Ramadan selalu menjadi bulan yang dinanti oleh umat Islam di seluruh dunia. Selain sebagai waktu untuk meningkatkan ketakwaan, bulan suci ini juga menghadirkan kesempatan emas untuk meraih keberkahan melalui berbagai ibadah, salah satunya adalah Salat Tarawih.

Salat sunah ini bukan hanya menjadi sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT, tetapi juga memiliki keutamaan yang begitu besar.

Dilansir dari laman Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), Sabtu (1/3/2025), sejarah mencatat Salat Tarawih pertama kali dikerjakan pada zaman Nabi Muhammad SAW di Masjid Nabawi, Madinah, sekitar tahun ke-8 Hijriah.

Awalnya, Rasulullah SAW mengerjakannya secara sendiri, kemudian diikuti oleh para sahabat yang berada di sekitar masjid. Seiring waktu, di masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab, ibadah ini mulai dilakukan secara berjamaah dan lebih terorganisir.

BACA JUGA: Doa Niat Puasa Ramadan, Lengkap dengan Arab, Latin dan Artinya

Adapun kemudian Khalifah Umar bin Khattab menetapkan jumlah rakaat Salat Tarawih sebanyak 20 rakaat. Namun, saat pemerintahan Khalifah Umar bin Abdul Aziz, jumlah rakaatnya diperpendek menjadi 8 rakaat untuk menghindari kelelahan bagi umat yang menjalankan ibadah ini.

Hingga kini, Salat Tarawih terus menjadi salah satu ibadah yang dijalankan umat Islam selama Ramadan di berbagai belahan dunia.

Selain bernilai sebagai ibadah, Salat Tarawih juga diyakini memiliki keutamaan yang luar biasa.

Mengutip dari laman NU Online, mereka yang mengerjakannya dengan penuh keikhlasan akan mendapatkan berbagai pahala yang dijanjikan.

Sementara itu, dalam kitab Durratun Nashihin, keistimewaan shalat Tarawih dijabarkan secara rinci setiap malamnya selama bulan Ramadan.

Keutamaan Salat Tarawih di 10 Malam Pertama:

1. Malam Pertama:

يَخْرُجُ الْمُؤْمِنُ مِنْ ذَنْبِهِ فِى اَوَّلِ لَيْلَةٍ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ اُمُّهُ

Artinya: Seorang mukmin yang melaksanakan Salat Tarawih akan diampuni dosa-dosanya, seakan-akan ia baru saja dilahirkan kembali dalam keadaan suci. (HR. Al-Baihaqi)

2. Malam Kedua:

وَفِى اللَّيْلَةِ الثَّانِيَةِ يُغْفَرُ لَهُ وَلِأَبَوَيْهِ انْ كَانَا مُؤْمِنَيْنِ

Artinya: Dosa kedua orang tuanya pun akan turut diampuni jika mereka beriman. (HR. At-Thabrani)

3. Malam Ketiga:

وَفِى اللَّيْلَةِ الثَّالِثَةِ يُنَادِيْ مَلَكٌ مِنْ تَحْتِ الْعَرْشِ اِسْتَأْنِفِ الْعَمَلَ غَفَرَ اللهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ

Artinya: Pada malam ketiga, malaikat di bawah arasy berseru: Mulailah melakukan amal kebaikan, maka Allah akan mengampuni dosamu yang telah lalu.

4. Malam Keempat:

وَفِى اللَّيْلَةِ الرَّابِعَةِ لَهُ مِنَ الْاَجْرِ مِثْلُ قِرَاءَةِ التَّوْرَاتِ وَالْاِنْجِيْلِ وَالزَّبُوْرِ وَالْفُرْقَانِ

Artinya: Pada malam keempat, dia mendapatkan pahala sebagaimana pahala seseorang yang membaca kitab Taurat, Injil, Zabur dan Al-Qur’an.

5. Malam Kelima:

وَفِى اللَّيْلَةِ الْخَامِسَةِ اَعْطَاهُ اللهُ تَعَالَى مِثْلَ مَنْ صَلَّى فِى الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَ الْمَسْجِدِ الْمَدِيْنَةِ وَالْمَسْجِدِ الْاَقْصَى

Artinya: Pada malam kelima, Allah memberikan pahala seperti pahala seseorang yang shalat di Masjidil Haram, Masjid Madinah dan Masjidil Aqsha.

6. Malam Keenam:

وَفِى اللَّيْلَةِ السَّادِسَةِ اَعْطَاهُ اللهُ تَعَالَى ثَوَابَ مَنْ طَافَ بِالْبَيْتِ الْمَعْمُوْرِ وَيَسْتَغْفِرُ لَهُ كُلُّ حَجَرٍ وَمَدْرٍ

Artinya: Pada malam keenam, Allah memberikan pahala seperti pahala malaikat yang tawaf di Baitul Makmur dan setiap batu dan tanah pun memintakan ampunan untuknya.

7. Malam Ketujuh:

وَفِى اللَّيْلَةِ السَّابِعَةِ فَكَأَنَّمَا اَدْرَكَ مُوْسَى عَلَيْهِ السَّلَامُ وَنَصَرَهُ عَلَى فِرْعَوْنَ وَهَامَانَ

Artinya: Pada malam ketujuh, seakan-akan menemui zaman Nabi Musa AS dan menolongnya dari serangan Fir’aun dan Haman.

8. Malam Kedelapan:

وَفِى اللَّيْلَةِ الثَّامِنَةِ اَعْطَاهُ اللهُ تَعَالَى مَا اَعْطَى اِبْرَاهِيْمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ

Artinya: Pada malam kedelapan, Allah memberi anugerah sebagaimana anugerah yang telah diberikan kepada Nabi Ibrahim.

9. Malam Kesembilan:

وَفِى اللَّيْلَةِ التَّاسِعَةِ فَكَأَنَّمَا عَبَدَ اللهَ تَعَالَى عِبَادَةَ النَّبِىِّ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ

Artinya: Pada malam kesembilan, seakan-akan beribadah kepada Allah sebagaimana ibadahnya para nabi.

10. Malam Kesepuluh:

وَفِى اللَّيْلَةِ الْعَاشِرَةِ يَرْزُقُهُ اللهُ تَعَالَى خَيْرَىِ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ

Artinya: Pada malam kesepuluh, Allah akan memberikan kebaikan yang lebih baik di dunia maupun di akhirat. (cr1)

Read Entire Article
Tenaga Kerja | | | |